Sampailah kami di jembatan yang di bawahnya mengalir Sungai Palayangan. Kami harus menuruni anak tangga untuk bisa ke lokasi daratan yang areanya cukup luas juga.
Sebelum memulai aktifitas ini, pemandu memberikan arahan. Ia mengingatkan kami, apakah di antara kami ada yang memiliki penyakit jantung, asma, dan patah tulang dalam waktu 6 bulan terakhir ini? Kami pun menjawab tidak.
"Arung jeram ini memang salah satu olah raga ekstrim yang memacu adrenalin. Karena itu, diperlukan kondisi yang sehat dan stamina yang fit," jelas instruktur yang memperkenalkan dirinya bernama Ubay.
Ia juga menyampaikan, untuk keselamatan, kami diharuskan memakai pelampung dan helm. Untuk berjaga-jaga jika terjadi apa-apa saat menyusuri arus sungai.
Dikatakan, memakai pelampung jangan terlalu ketat dan jangan juga terlalu longgar. Terlalu ketat akan membuat kita susah bernapas. Terlalu longgar akan menyulitkan untuk menolong seseorang yang misalnya terjatuh dari perahu karet.
"Ketika mau ditolong, eh pelampungnya  yang terbawa, terangkut, sementara orangnya malah terlepas," jelasnya.
Untuk helm dianjurkan juga tidak ketat. Minimal jarak pengaitnya satu atau dua jari tangan kita. Kalau terlalu ketat khawatirnya akan membuat sekitar dagu sakit. Terlalu longgar, helm akan mencong sana mencong sini. Bahkan tidak jarang menutup wajah ketika melewati arus yang cukup deras.
Arahan lainnya, untuk menolong seseorang yang terjatuh dari perahu, jangan hanya mengandalkan pemandu atau instruktur. Semua peserta rafting bisa juga ikut menolong.
"Jumlah instruktur dalam setiap perahu biasanya hanya satu, sedangkan peserta rafting bisa mencapai empat atau lima orang. Itulah mengapa penguasaan penyelamatan diri saat rafting sangat penting," tuturnya.
Apa yang bisa kita perbuat? Jika kita jatuh di area dengan arus deras, berenanglah mengikuti arus dengan posisi defensive swimming. Yaitu dengan posisi terlentang dengan kaki rapat.
"Posisi kaki jangan terbuka khawatir jika ada benda-benda besar yang menghantam area intim kita. Posisi telapak kaki menghadap ke depan untuk menghalau benda-benda. Mata kita juga harus waspada terhadap rintangan di sekitar kita," jelasnya.