Sampailah kami di Pantai Pasir Putih Geopark Ciletuh. Perjalanan tidak sampai 15 menit. Perahu nelayan tidak menunggu kami. Perahu akan menjemput kami setelah kami menghubungi untuk dijemput.
Di sini, sebagaimana namanya, hamparan pasir putih berkilauan ditimpa sinar matahari. Pulau ini menghadap langsung ke Samudra Hindia arah barat.
Pulau Kunti terbentuk dari sedimen Batuan Melan. Usianya diperkirakan antara 55 juta tahun sampai 65 juta tahun. Setidaknya, dibuktikan dengan ditemukannya fossil numulates.
Berada di ujung semenanjung area Gunung Badak kawasan Hutan Suaka Margasatwa Cikepuh atau Cagar Alam Cibanteng. Tidak heran jika di sini, banyak flora dan fauna unik dan langka.
Juru mudi perahu nelayan menjelaskan pulau ini terbentuk dari sesar Indo - Australi dan Kroasia yang reduksi tersingkap naik ke permukaan hingga akhirnya membentuk hamparan paling ujung di semenanjung.
Pengunjung cukup ramai juga di sini, tapi tidak seramai di Pantai Palangpang. Kami beristirahat di lapak isteri pemilik perahu nelayan.Â
Ketika perahu yang kami tumpangi "bersandar", ibu itu yang menyambut kami dan mempersilakan kami untuk berteduh di lapaknya.
Ibu itu berjualan macam-macam. Aneka minuman kemasan, minuman mineral, kelapa muda, makanan ringan, mie instan, dan bakso. Si ibu tidak sendiri. Saya perhatikan banyak juga yang membuka lapak.
Anak-anak saya terlihat antusias bermain air di pantai. Berenang bersama sepupunya. Airnya cukup jernih. Tidak seperti di Pantai Palangpang yang agak kecoklatan. Ombaknya pun landai.
Setelah puas bermain air, kami menyusuri pantai ke arah kanan. Tujuannya ke gua Kunti. Jaraknya mungkin sekitar 700 meter atau 1 km? Entahlah. Sekitar itulah.