Oh ternyata, begitu ya.
Baca juga:
Curug Cihampar, Air Terjun Perawan di Kaki Gunung Salak
Ok, mari saya lanjutkan petualangan kami. Jarak homestay ke Pantai Palangpang yang menjadi pintu masuk Geopark Ciletuh sebenarnya tidak begitu jauh. Butuh waktu sekitar 5 menit berkendara.Â
Bisa saja sih jalan kaki. Bagi saya yang terbiasa jalan kaki, lumayan dekatlah itu. Mungkin sama jauhnya menyusuri jembatan penyeberangan Halte Bus TransJakarta Semanggi.Â
Tapi berhubung bersama anak-anak dan bawa gembolan jadi kami naik mobil. Tiket parkir mobil hanya Rp10.000 yang bertuliskan Geopark Ciletuh. Tarifnya masih normal.Â
Di area ini ada tulisan "Geopark Ciletuh" dengan huruf-huruf yang besar. Menjadi pembuktian penetapan Geopark Ciletuh. Saya perhatikan banyak pengunjung yang berfoto dengan berlatarkan tulisan "Geopark Ciletuh".
Tujuan kami bukan ke Pantai Palangpang, melainkan Pantai Pasir Putih di Pulau Kunti. Pantai Palangpang terlalu ramai menurut kami. Lagi pula tekstur pasirnya tidak beda jauh dengan pasir di Pantai Pelabuhan Ratu.
Pantai Palangpang sendiri berlokasi di Ciwaru. Kawasan muara sungai yang menjadi pusat kegiatan nelayan. Itu sebabnya, air pantai ini tidak jernih tapi kecoklatan.Â
Baca juga: Berlibur ke Pulau Sempu Ternyata Pulau Terlarang Dikunjungi Wisatawan
Oh iya, dinamakan Pulau Kunti, karena katanya ketika air sedang pasang dan deburan ombak menghantam batu karang dan bebatuan suaranya terdengar bagai suara kunti. Kunti dalam bahasa Indonesia berarti kuntilanak.Â