Pakistan sebagai negara dengan jemaah haji terbesar kedua setelah Indonesia juga mengaku belum mendapatkan informasi mengenai jumlah kuota, begitu diberitakan bisnis.com, Rabu (4/6/2021).Â
The News International yang berbasis di Karachi melaporkan Menteri Agama dan Kerukunan Umat Beragama Pakistan Noor-ul-Haq Qadri masih menunggu kepastian dari pemerintah Saudi.
Meski India termasuk dalam daftar negara yang dilarang masuk ke Saudi, namun negara itu tetap mempersiapkan sekitar 4.500-5.000 jemaahnya yang bisa diberangkatkan untuk menunaikan haji pada tahun ini. Jadi, ketika ada lampu hijau, India sudah siap.
Harusnya, pemerintah Indonesia juga jangan lantas mengumumkan pembatalan. Ini sih ibarat kalah sebelum berperang. Seharusnya tetap mempersiapkannya sambil melakukan diplomasi-diplomasi.
Karena hingga saat ini, setahu saya, otoritas Saudi belum mengumumkan keputusan resmi untuk tidak memberikan kuota haji bagi seluruh negara, termasuk Indonesia.
Jadi, ketika ada keputusan resmi berapa kuota untuk Indonesia, pemerintah sudah siap.Â
Banyak yang menilai pembatalan ini jelas terburu-buru dan mengecewakan calon jamaah Indonesia, terutama calon jemaah haji yang berusia senja dan mengalami dua kali penundaan.Â
Semakin kecewa karena peluang bagi Indonesia untuk mendapatkan kuota masih terbuka lebar, jika didukung dengan upaya-upaya diplomasi. Jadi, masih ada harapan untuk bisa ke Tanah Suci.Â
Taruhlah dari 60.000 jemaah yang diizinkan Arab Saudi -- 45.000 jemaah luar negeri dan 15.000 ribu dari dalam Saudi, Indonesia akhirnya mendapat kuota 5000 (dibatasi karena Covid-19).
Angka itu, menurut saya, sudah syukur Alhamdulillah dan dapat mengurai antrian keberangkatan calon jamaah lainnya. Mendapatkan kuota 3000 juga sudah cukup melegakan buat calon jamaah.
Kalau pun akhirnya tidak mendapatkan kuota, setidaknya calon jamaah haji tidak terlalu kecewa dibandingkan pemerintah yang langsung memutuskan membatalkan. Meski kecewa, tapi lebih legowo.