"Calonya Arga," jawab tante Ami dengan senyum mengembang di sudut bibirnya. Seperti tertusuk ribuan jarum, hatiku terasa sakit hingga rongga terdalam.
Tante Ami dan om Angga menerima tamu sementara aku mematung dengan air mata yang tertahan.
'Dara?' jerit hatiku tak percaya. Melihat sahabatku berjalan anggun di tengah rombongan tamu yang datang. Mengenakan kebaya yang senada dengan Arga.
Hujan mulai turun dari ceruk mataku. Ingin rasanya kusudahi rasa yang tak kunjung pergi. Aku berlari menenggelami sudut kamarku. Ini salahku. Mengapa aku masih menyimpan rapih semua rasa ini di sudut hati terdalamku. Air mataku semakin deras, meratapi harap yang tak lagi selaras.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H