Kuteguk air putih untuk membasahi kerongkongan. Kusandarkan tubuh di kursi lapuk ruang tengah, mataku terpejam dan berpikir kemana aku harus mencari uang.
Akhirnya aku mengingat satu nama yang sudah pasti dapat membantuku dalam hal ini. tanpa pikir panjang aku pun lantas menemui orang tersebut di rumahnya.
"Assalamu alaikum..." ucap salamku setelah berada di teras rumah besar ber cat putih.
"Walaikumssalam," wanita paruh baya menjawab salamku dan menghentikan aktivitasnya yang sedang menyiram bunga di halaman.
"Bu, Darto. Bapak ada?"
"Ada, Bu... masri silahkan duduk dulu saya panggilkan Bapak," ucapnya dan berlalu.
"Bu, Rasmini... ada yang bisa saya bantu?" ucap Pak Darto setelah berada di hadapanku.
"Begini, Pak... saya... butuh bantuan Bapak, saya butuh uang untuk bayar ujian sekolah Rianti," ucapku langsung meski sedikit terbata.
"Apa Ibu sudah tau syarat dan ketentuannya?" aku mengangguk, kemudian pak Darto memberi isyarat kepada istrinya agar mengambilkan tas di dalam rumah.
"Bu... ini uang yang Ibu butuhkan sebesar 2 juta rupiah, dengan bunga 25 ribu perhari. Jadi di akhir bulan nanti Ibu harus membayar 2 juta 750 ribu rupiah serta administrasi 150 ribu rupiah. Total yang Ibu harus bayar 2 juta 900 ribu rupiah," ujar pak Darto menjelaskan. Aku kembali mengangguk faham.