Mohon tunggu...
Nechin Rilus
Nechin Rilus Mohon Tunggu... Relawan - Aktivitis Kebenaran

Simple Life

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Relasi Aku dan Engkau dalam Pandangan Gabriel Marcel: Sebuah Analisis

16 Juli 2024   07:48 Diperbarui: 16 Juli 2024   07:50 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Penting untuk dicatat bahwa Marcel menolak pandangan deterministik terhadap manusia. Ia berargumen bahwa manusia memiliki kebebasan dan tanggung jawab moral untuk memilih cara hidup yang otentik dan bermakna. Kehidupan yang otentik dalam pandangan Marcel adalah kehidupan yang didasarkan pada cinta, iman, dan komitmen terhadap orang lain, serta keterarahan kepada yang transenden atau ilahi.

Dengan demikian, filosofi eksistensialisme Gabriel Marcel menawarkan pandangan yang lebih optimis dan berbasis pada nilai-nilai spiritualitas Kristen, yang menekankan signifikansi relasi interpersonal otentik dan pentingnya kehadiran serta kebebasan dalam pencarian makna hidup. Kontribusi Marcel dalam filosofi eksistensialisme ini tidak hanya memperkaya diskursus filosofis tetapi juga menawarkan perspektif yang mendalam terhadap dinamika relasi manusia dalam kehidupan sehari-hari.

4.1. Eksistensialisme Kristen

Eksistensialisme Kristen adalah suatu cabang dari filsafat eksistensialis yang didasarkan pada keyakinan Kristen. Gabriel Marcel, seorang filsuf Prancis terkenal pada abad ke-20, adalah salah satu tokoh terkemuka dalam memperkenalkan konsep ini. Eksistensialisme Kristen memadukan antara pemikiran eksistensial yang menekankan pada kebebasan individu, makna, dan keberadaan dengan ajaran-ajaran iman Kristen, yang menekankan pada hubungan manusia dengan Tuhan.

Pada intinya, eksistensialisme Kristen menurut Marcel berkisar pada pencarian makna hidup melalui hubungan yang otentik, baik dengan sesama manusia maupun dengan Tuhan. Berdasarkan pandangannya, eksistensi manusia tidak hanya memiliki dimensi horizontal yang mencakup hubungan antarmanusia, namun juga dimensi vertikal yang menghubungkan manusia dengan Transenden. Hal ini sejalan dengan pemikiran teologis bahwa Tuhan hadir dan mengambil bagian dalam hidup manusia.

Marcel membedakan antara "masalah" dan "misteri" dalam eksistensialisme Kristen. Masalah adalah hal-hal yang dapat diselesaikan melalui analisis rasional dan logika, sementara misteri adalah aspek kehidupan yang melampaui batas-batas rasionalitas dan membutuhkan penyerahan diri serta kepercayaan kepada Tuhan. Eksistensi manusia dalam pandangan Marcel berada di antara kedua kategori ini, di mana manusia tidak dapat sepenuhnya mengerti dirinya atau makna hidupnya tanpa perasaan spiritual yang mendalam.

Selain itu, konsep "kehadiran" (presence) sangat sentral dalam filsafat Marcel. Kehadiran, dalam konteks ini, merujuk pada keterlibatan manusia yang sepenuhnya dalam relasi yang otentik dengan orang lain. Kehadiran ini tidak hanya sekadar fisik, tetapi melibatkan komitmen emosional dan spiritual. Dalam konteks eksistensialisme Kristen, kehadiran ini diperluas menjadi kehadiran Tuhan dalam kehidupan individu.

Eksistensialisme Kristen Marcel juga mengundang manusia untuk merenung dan berdialog dengan imannya, bukan hanya menerima dogma secara pasif. Dialog ini, dalam pandangan Marcel, adalah jalan menuju pemahaman yang lebih dalam tentang diri sendiri dan hubungannya dengan Tuhan. Relasi "Aku dan Engkau" yang diajukan Marcel menempatkan Tuhan sebagai "Engkau" yang tertinggi dan paling sempurna, dan relasi ini mencerminkan keintiman serta keberserahan yang penuh makna.

4.2. Perbedaan dari Eksistensialisme Lain

Eksistensialisme merupakan salah satu aliran filsafat yang kaya dengan berbagai pemikiran signifikan. Gabriel Marcel, seorang tokoh penting dalam eksistensialisme Kristen, memiliki pandangan yang berbeda jika dibandingkan dengan eksistensialis lain seperti Jean-Paul Sartre dan Martin Heidegger.

Perbedaan utama terletak pada perspektif Marcel yang lebih mengedepankan dimensi spiritual dan hubungan antarmanusia yang otentik. Berbeda dengan Sartre yang cenderung mengedepankan kebebasan radikal dan absurditas kehidupan tanpa Tuhan, Marcel menekankan bahwa keberadaan manusia tidak dapat dipisahkan dari hubungan dengan "Yang Ilahi" dan "yang lain." Dalam pemikiran Sartre, hubungan antar manusia sering kali bersifat konflik dan sarat dengan upaya dominasi satu sama lain. Sebaliknya, bagi Marcel, hubungan dengan sesama haruslah didasari atas kejujuran, kasih, dan penerimaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
  21. 21
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun