Mohon tunggu...
Nechin Rilus
Nechin Rilus Mohon Tunggu... Relawan - Aktivitis Kebenaran

Simple Life

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Relasi Aku dan Engkau dalam Pandangan Gabriel Marcel: Sebuah Analisis

16 Juli 2024   07:48 Diperbarui: 16 Juli 2024   07:50 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

                                                           Relasi Aku dan Engkau dalam Pandangan Gabriel Marcel: Sebuah Analisis

1. Pendahuluan

Relasi antara "Aku" dan "Engkau" merupakan salah satu konsep kunci dalam filsafat eksistensialisme yang sering diperdebatkan dan dianalisis oleh para filsuf ternama. Gabriel Marcel, seorang filsuf eksistensialis Prancis, memberikan kontribusi signifikan dalam memahami dinamika hubungan interpersonal ini. Relasi "Aku" dan "Engkau" menurut Marcel bukan hanya sekedar interaksi antara dua individu, tetapi lebih kepada hubungan yang otentik dan mendalam yang melibatkan keterlibatan penuh dari kedua belah pihak.

Eksistensialisme yang diusung oleh Gabriel Marcel berbeda dari eksistensialisme pada umumnya dengan menekankan pada dimensi spiritual dan keagamaan. Hal ini memberikan perspektif yang unik terhadap bagaimana hubungan manusia seharusnya dibangun. Sebagai seorang pemeluk Katolik yang taat, aspek keagamaan dalam pemikiran Marcel memberikan kedalaman moral dan etis yang berciri khas dalam memahami relasi "Aku" dan "Engkau".

Artikel ini bertujuan untuk menganalisis secara mendalam konsep relasi "Aku" dan "Engkau" dalam pandangan Gabriel Marcel. Dengan memahami konteks historis dan biografis sang filsuf, serta landasan filosofis yang mendasari pemikirannya, diharapkan kita dapat memperoleh wawasan lebih mengenai bagaimana hubungan antar manusia dapat didasari oleh prinsip-prinsip yang lebih humanis dan otentik.

Pendahuluan ini akan menjembatani kita pada analisis lebih lanjut tentang definisi dan pengertian dari konsep relasi "Aku" dan "Engkau", teori-teori terkait yang mendukung atau memperluas pandangan Marcel, serta penerapan praktis dalam kehidupan sehari-hari, pendidikan, dan konteks sosial. Dengan pendekatan yang sistematis dan analitis, kita akan mengeksplorasi berbagai aspek yang menjadikan filosofi Marcel relevan untuk dipahami bahkan dalam era modern yang penuh dengan tantangan teknologi dan sosial.

Selain itu, penting untuk menyelidiki kritik dan kontroversi yang muncul terhadap pandangan Marcel. Dengan demikian, kita akan mendapatkan gambaran komprehensif tentang kelebihan dan kekurangan dari pendekatan ini. Dalam bagian akhir artikel, studi kasus dan ilustrasi akan diberikan untuk memperjelas bagaimana teori ini dapat diterapkan dalam hubungan interpersonal maupun internasional, dengan harapan memberikan pemahaman yang lebih praktis dan aplikatif.

1.1. Latar Belakang Masalah

Gabriel Marcel adalah salah satu filsuf terkemuka abad ke-20 yang dikenal karena pandangan eksistensialismenya, khususnya eksistensialisme Kristen. Pendekatan khas Marcel menonjol melalui konseptualisasi relasi "Aku dan Engkau," yang berakar pada interaksi antar-manusia yang mendalam. Pendekatan ini memberikan bantahan terhadap pandangan pandangan mekanistik dan materialistik yang sering mengesampingkan dimensi spiritual dan interpersonal dalam hubungan manusia.

Secara khusus, relasi "Aku dan Engkau" dalam pandangan Marcel menempatkan pentingnya dialog otentik sebagai dasar untuk memahami dan menghargai keberadaan satu sama lain. Teori ini berusaha menjelaskan bagaimana identitas individu terbentuk melalui hubungan autentik dengan orang lain, bukan hanya melalui pengakuan dan pengamatan terisolasi. Marcel menganut pandangan bahwa eksistensi seseorang hanya dapat sepenuhnya dipahami dalam konteks hubungan interpersonal ini, yang melampaui batas-batas fisik dan material.

Pada konteks masyarakat modern, terutama dengan perkembangan teknologi dan digitalisasi yang pesat, relasi antar-manusia sering kali mengalami degradasi menjadi hubungan yang bersifat superfisial. Komunikasi cenderung didominasi oleh media elektronik yang, meskipun efisien, kurang mampu menangkap nuansa emosi dan empati yang hadir dalam interaksi tatap muka. Fenomena ini menjadi latar belakang yang relevan untuk menganalisis dan mengevaluasi konsep relasi "Aku dan Engkau" menurut Gabriel Marcel.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
  21. 21
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun