Akhirnya, teori Emmanuel Levinas tentang "wajah yang lain" (the face of the Other) menekankan dimensi etis dari hubungan antar manusia. Levinas berpendapat bahwa "wajah" yang lain memanggil kewajiban moral dan menunjukkan akuntabilitas. Ini menjadikan hubungan "Aku dan Engkau" bukan sekedar pertemuan eksistensial tetapi juga pertemuan etis, di mana tanggung jawab terhadap yang lain menjadi pusat dari relasi tersebut.
Dari tinjauan teori-teori di atas, jelas bahwa relasi "Aku dan Engkau" merupakan tema yang kaya dan kompleks dalam filsafat kontemporer, dengan implikasi luas dalam berbagai aspek kehidupan manusia.
3. Biografi Singkat Gabriel Marcel
Gabriel Marcel adalah seorang filsuf eksistensialisme Kristen ternama dari Prancis yang juga dikenal sebagai dramawan dan kritik musik. Lahir pada tanggal 7 Desember 1889 di Paris, Marcel tumbuh dalam lingkungan intelektual yang kaya. Kehidupannya menawarkan berbagai dimensi yang memengaruhi pemikirannya, termasuk latar belakang keluarganya dan pendidikan yang ia tempuh.
Pada usia muda, Marcel menghadapi tragedi pribadi dengan meninggalnya ibunya ketika ia baru berusia empat tahun. Peristiwa ini meninggalkan kesan mendalam dan membentuk pandangan hidupnya di kemudian hari. Ayahnya, yang seorang diplomat dan agnostik, membesarkannya dalam suasana yang lebih fokus pada intelektualisme daripada spiritualisme. Kondisi ini mendorong Marcel muda untuk mendalami pertanyaan-pertanyaan eksistensial dari sudut pandang yang sangat reflektif.
Pendidikan formal Marcel sangat beragam. Ia belajar di Universitas Paris (Sorbonne), di mana ia memperoleh gelar dalam bidang filsafat. Di universitas ini pula ia bertemu dengan berbagai pemikir besar yang kemudian memengaruhi perkembangan intelektualnya. Marcel dikenal sebagai seorang yang sangat terpelajar dan berdedikasi terhadap studi filsafat serta seni. Dia tidak hanya fokus pada filsafat akademis tetapi juga menulis berbagai karya literatif dan teater, yang sering kali memuat tema-tema eksistensialisme dan spiritualitas.
Setelah menyelesaikan pendidikannya, Marcel bekerja sebagai guru dan editor, sebelum akhirnya memutuskan untuk berkonsentrasi sepenuhnya pada penulisan dan refleksi filosofis. Pengalaman hidupnya sebagai dramawan juga berkontribusi dalam pembentukan gaya berpikirnya yang khas, menggabungkan analisis intelektual yang mendalam dengan sensibilitas artistik. Banyak karya dramanya berpusat pada tema-tema moralitas, relasi antar manusia, serta keberadaan dan esensi manusia.
Seiring berjalannya waktu, Marcel menjadi semakin terlibat dalam komunitas filsafat dan intelektual di Prancis. Gagasannya mengenai relasi "Aku dan Engkau" serta eksistensialisme Kristen mendapatkan perhatian dan membedakannya dari filsuf-filsuf eksistensial lainnya seperti Jean-Paul Sartre dan Martin Heidegger. Kontribusi Marcel dalam filsafat modern tidak hanya penting karena isi pemikirannya tetapi juga karena pendekatan eksistensial dan spiritual yang ia bawa ke dalam diskursus filsafat Barat.
3.1. Kehidupan Pribadi
Gabriel Marcel dilahirkan pada tanggal 7 Desember 1889 di Paris, Prancis, dalam keluarga borjuis intelektual yang berpendidikan tinggi. Ayahnya, Henry Marcel, adalah seorang diplomat dan kolektor seni terkenal, sementara ibunya, Laure Meyer, meninggal ketika Gabriel masih sangat muda. Kehilangan ibunya pada usia yang begitu dini berdampak besar pada kehidupannya dan pemikirannya di kemudian hari. Terlebih lagi, Gabriel kecil dibesarkan oleh bibinya yang mengarahkan pandangan hidupnya pada nilai-nilai intelektual dan estetika.
Pendidikan awal Gabriel Marcel diwarnai oleh lingkungan akademik yang kaya dan suportif. Ia menempuh pendidikan di berbagai sekolah bergengsi di Paris, yang kemudian membawanya untuk mempelajari filsafat di Universit de la Sorbonne. Salah satu pengaruh besar dalam pendidikan formalnya adalah filsuf Henri Bergson, yang menunjukkan kepada Marcel pentingnya intuisi dan pengalaman langsung dalam memahami kebenaran eksistensial.