Mohon tunggu...
Cerpen Pilihan

Cerpen | Vriendschap

7 September 2017   10:12 Diperbarui: 7 September 2017   11:50 1403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"tentu." Batara mengangguk, hanya butuh waktu dua menit berjalan untuk sampai di depan mobil militer gagah, dengan atap terbuka  buatan Jerman.

Batara menaiki kursi pernumpang dengan mudah berbeda dengan Qi yang harus melompat sedikit kalau menaiki kursi sopir, mobil itu  memang didesain untuk orang eropa yang tinggi. "Qi, bisa sampai ke gas?"

"maksudmu?", Qi merengut sebal. "kami sudah memodifnya, kau tahu?, Dan kau sendiri bisa mengedarainya?" tanya Qi dengan nada meremehkan, pemuda kecil itu tahu kalau Batara tidak pernah  mengedarai apa pun. Bahkan kuda pun yang seharus wajib untuk keluarga bangsawan.

"tidak." Qi tersenyum kecil atas jawaban singkat teman sama sekolah Belandanya. Qi tidak suka bersekolah di sekolah Belanda karena selalu di perungdung sebagai anak tionghoa,  ia selalu di ejek.

Qi selalu ingin pindah ke sekolah Tionghoa tapi orangtuanya mau ia jadi dokter, dokter modern yang hanya bisa di dapat oleh  orang kaya sekelas bangsawan dan jika lulus dari sekolah Belanda.

Qi bertemu Batara di sekolah Belanda, anak bangsawan pribumi yang juga sering menerima perungdungan. Batara memang bertubuh besar namun ia tak melawan. Bukannya pengecut, hanya saja jika melawan siapa yang akan membelanya?, Batara adalah orang yang realistis. Ia dapat memikirkan sesuatu yang mengutungkan,  akan tapi bagi Qi itu sesuatu hal pengecut.

Batara Cayanata, cahaya bintang yang berwibawa arti nama yang sangat menganggumkan bukan?

"hai, jika perang ini selesai. Dan dunia mengakui kemerdekaan kita apa yang akan kau lakukan?" tanya Qi sembari mengemudi.

"kembali ke Belanda." Jawaban singkat Batara membuat Qi menolehkan kepala dan mengerutkan halis tipisnya.

"untuk?" tanya Qi, lagi.

"gelar dokter, aku belum selesai dengan pendidikan ku di sana. Aku ke sini hanya untuk menengok ayah setelah tahu Jepang kalah", Jawab Batara, setahun sebelum Jepang datang ke Indonesia ia melanjutkan pendidikannya di Belanda. Batara di sayang kakek Belandanya, jadi ia diberi kesempatan pergi ke negara asal kakeknya. Batara mengambil ilmu kedokteran di sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun