Mohon tunggu...
Narwan Eska
Narwan Eska Mohon Tunggu... Jurnalis - Pemahat Rupadhatu

Berkelana di belantara sastra, berliterasi tiada henti

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Prenjak

19 Agustus 2019   10:20 Diperbarui: 19 Agustus 2019   10:39 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mana Pak, prenjaknya?" tanya Kodir.

"Di longkang. Ayo masuk dan lihat sendiri."

Seperti dikomando, prenjak-prenjak Kodrat ngoceh riuh dan nyaring. Kodrat tersenyum bangga. Ocehan prenjak-prenjaknya seakan tahu isi hati Kodrat. Mereka ngoceh seperti mengeja lembaran seratus ribuan.

"Minta berapa, Pak?"

"Seekor seratus ribu. Jadi bila kau ambil semua, seratus lima puluh ribu," kata Kodrat menawarkan.

"Mahal, Pak."

"Lho, kamu dengar sendiri, Dir. Cerewet dan nyaring begitu kok kamu minta murah?"

"Bagaimana kalau lima puluh ribu per ekor, Pak?"

"Belum boleh, Dir. Kalau kamu nggak mau, besok Pahing aku bawa sendiri ke pasar. Bagaimana, Dir?"

"Tidak berani, Pak."

Padahal sebenarnya, bila Kodrat menjualnya tujuh puluh lima ribu per ekor pun sudah untung. Tapi Kodrat tak memberikannya kepada Kodir. Dia yakin prenjak-prenjak itu akan laku mahal besok di pasar kota.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun