"Mana Pak, prenjaknya?" tanya Kodir.
"Di longkang. Ayo masuk dan lihat sendiri."
Seperti dikomando, prenjak-prenjak Kodrat ngoceh riuh dan nyaring. Kodrat tersenyum bangga. Ocehan prenjak-prenjaknya seakan tahu isi hati Kodrat. Mereka ngoceh seperti mengeja lembaran seratus ribuan.
"Minta berapa, Pak?"
"Seekor seratus ribu. Jadi bila kau ambil semua, seratus lima puluh ribu," kata Kodrat menawarkan.
"Mahal, Pak."
"Lho, kamu dengar sendiri, Dir. Cerewet dan nyaring begitu kok kamu minta murah?"
"Bagaimana kalau lima puluh ribu per ekor, Pak?"
"Belum boleh, Dir. Kalau kamu nggak mau, besok Pahing aku bawa sendiri ke pasar. Bagaimana, Dir?"
"Tidak berani, Pak."
Padahal sebenarnya, bila Kodrat menjualnya tujuh puluh lima ribu per ekor pun sudah untung. Tapi Kodrat tak memberikannya kepada Kodir. Dia yakin prenjak-prenjak itu akan laku mahal besok di pasar kota.