"Pak Kodrat, Sampeyan punya dagangan apa?" tanya Kodir temannya itu.
"Prenjak."
"Bagus nggak?"
"Sip! Lincah dan cerewet."
"Buat saya saja, Pak."
"Boleh. Kapan ke rumah?"
"Nanti siang sepulang dari pasar."
"Oke, aku tunggu."
Hati Kodrat gembira. Angannya segera melayang pada lembaran seratus ribuan yang bakal menjadi keuntungannya.
***
Sepulang mengajar, Kodrat kembali asyik dengan prenjak-prenjaknya. Masih terbayang lembaran seratus ribuan di kelopak matanya. Terdengar suara motor berhenti di halaman rumah. Kodrat segera menggantung prenjak-prenjaknya di longkang. Bergegas dia ke halaman rumah.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!