Mohon tunggu...
Naraya Syifah
Naraya Syifah Mohon Tunggu... Penulis - Perempuan Penggembala Sajak

Tidak ada yang istimewa dari Naraya Syifah, ia hanya seorang gadis kampung yang sederhana, putri sulung dari keluarga sederhana yang disimpan banyak harapan di pundaknnya. Ia memiliki kepribadian mengumpulkan sajak di pelataran rumahnya. Pernah tergabung dalam beberapa komunitas literasi dan alhamdullilah saat ini sebagai penggerak literasi di kabupaten Subang. Ia menjalankan komunitas Pena Cita bersama teman-teman sehobinya. Kecintaannya pada literasi menghantarkannya sampai di sini. Semoga awal yang baru ini dapat lebih mengembangkan tulisannya dan merubah hidupnya. Selain menulis ia juga tergila-gila dengan K-drama yang dapat menginspirasi nya dalam menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

(Kisah Nyata) Ditinggal ke Pelaminan

6 Juli 2022   18:10 Diperbarui: 7 Juli 2022   12:25 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti orang bodoh aku masih mengharapkannya sebesar itu.

Aku mungkin sudah tidak waras mencintai seseorang yang sudah mengkhianatiku dan kini telah menjadi milik perempuan lain.

Aku tidak bisa membuka hatiku untuk pria lain. Di dalam sini, masih dipenuhi dengan jejaknya. Bagaimana bisa aku menghapusnya sementara bayangan wajahnya terus berputar di kepalaku.

Pak Alif ....

Tolong jangan membenciku karena masih mencintaimu.

Jangan membenciku karena masih merindukanmu.

Aku juga ingin pulih. Aku ingin terhapus dari rasa sakit ini.

Ini juga tidak adil untukku, bagaimana mungkin aku sesakit ini sementara kamu di sana sangat baik-baik saja.

Bagaimana bisa hanya aku yang menderita sendirian?

Aku juga ingin sepertimu. Tertawa seolah tidak ada apapun yang terjadi.

Beri aku waktu lebih lama lagi, meski entah kapan akan terjadi. Tetapi, aku janji hingga tiba waktunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun