Bahkan bercanda sekalipun akan memilih kalimat yang tidak merendahkan orang lain. Siapa pun lawan bicaranya, tua muda, miskin atau pun kaya.
Jika ada dai atau guru yang omongannya kasar, membully orang, berarti ilmunya masih dangkal. Dan tidak pantas dijadikan panutan.
Setelah ilmu, (bahkan sebelum ilmu) dai atau guru harus belajar rendah hati (tawadu). Ini penting sekali karena setinggi apa pun ilmu seseorang jika dia merasa lebih tinggi dari orang lain maka akan semakin tampak kebodohannya.
Kesombongan juga bisa dilihat dari perkataan dan tindakan. Artinya, ilmu dan sifat tawadu harus menyatu agar tetap terhormat dan selamat. "Siapa yang rendah hati karena Allah, maka Allah akan mengangkat derajatnya" (H.R. Muslim)
Imam Syafi'i berkata, "Siapa bertambah ilmunya, maka bertambah pula kebodohannya."
Artinya, orang semakin berilmu semakin ia tidak tahu. Ketika ia sudah menguasai satu ilmu, masih banyak ilmu lain yang belum ia kuasai.
Wallahu A'lam.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H