Gus Miftah, UAS, dan penjual es teh sekarang sedang trending. Media sosial tidak berhenti memberitakan. Mari kita coba menakar dua fenomena yang punya kemiripan antara candaan Gus Miftah dan UAS (Ustaz Abdul Somad)
Video pertama. UAS bertanya kepada ribuan jamaah dari atas panggung ketika melihat pedagang es teh berkeliling menawarkan dagangannya, "Boleh kah berdagang saat tablig akbar?" Jamaah menjawab serentak, "Boleh..."
UAS melanjutkan, "Boleh, kalau tak boleh mana boleh kakak itu jual es, ya kak? Boleh, mainkan kak terus, tambah lagi! Berapa harga es-nya satu kak? Jamaah menjawab serentak, "Lima ribu"
Lima ribu? Satu, dua, tiga, ah kakak pilih siapa yang kakak mau kasih kubayar dari sini. Ambil duit di sini kak, duit khusus 75 ribu.
Ini dalam rangka kemerdekaan Indonesia. Gambar pak Presiden Bung Karno Hatta, laku ini kak laku. Ini bukan duit mainan. Jazakumullah. Apalah mimpi kakak malam tadi?" UAS menutup candaannya. (video dari Dapur Ngeh)
++++
Video kedua. Gus Miftah diminta memborong dagangan penjual es teh oleh jamaah. "Oh.. kon borong? Es tehmu jek okeh ra? masih? Ya kono didol gobl*k! (sebagian hadirin tertawa) Dolen disik ko lak rung payu wis, takdir (jamaah tertawa lagi)
Dadi, ono cerito tasawuf niku ono bakul es karo bakul bakso niku jejer. Sing bakul es niku dungo, "Ya Allah, mugo-mugo hawane panas soale lak panas ngombe es rasane seger."Â
Â
Seng bakul bakso dungo, "Ya Allah gusti mugo-mugo udan, adem. Soale adem-adem biasane mangan bakso rasane enak."Â