Mohon tunggu...
Suhairi Umar
Suhairi Umar Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Treveler

hobi jalan-jalan, suka bertemu orang, senang sejarah, belajar menulis pengalaman

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menakar Candaan Gus Miftah dan UAS Kepada Penjual Es Teh. Refleksi Bagi guru

6 Desember 2024   10:57 Diperbarui: 6 Desember 2024   12:50 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Kiro-kiro umpomo dino niku adem berarti dungone bakul es niku kiro-kiro diijabah nopo mboten? Jamaah menjawab, "Mboten"

Tetep wae diijabah dalam bentuk yang lain. Ese ra payu tapi awae sehat mulih dilalah bojone meteng. Niku lah yo nikmat. Ngono lho. Kok ditinggal bakul es kok meteng? Kan banyak terjadi di mana-mana." Kembali jemaah tertawa.

+++

Dilihat dari candaan UAS memang berkelas. Ini terlihat dari pilihan kata yang diawali dengan pertanyaan dan dilanjutkan dengan komunikasi yang sopan dan senyuman. Akibatnya, tidak ada yang tertekan secara mental.

Jamaah tertawa dan penjual es teh pun bahagia. Ini menunjukkan ilmu sangat berperan dalam memilih kalimat yang keluar.   

Sedangkan Gus Miftah menurut saya sebenarnya ingin merevisi candaannya. Buktinya, beliau tutupi dengan cerita tasawuf setelahnya. Dengan harapan bisa menetralisir keadaan dan melupakan kejadian tadi yang tidak mengenakkan.

Namun, nasi telah jadi bubur. Kalimat yang sudah terucap tidak bisa dikembalikan. Jika beliau meminta maaf saat itu juga mungkin akan lain ceritanya.

Itulah yang dilakukan Gus Iqdam ketika memarahi penjual es teh yang menurut beliau berlebihan. Dan saat itu juga beliau meminta maaf dan mempersilahkan untuk terus berjualan.  

Refleksi Bagi Guru

Dai atau pendakwah sama dengan guru. Sama-sama menyampaikan ilmu. Umumnya, dai menyampaikan ilmu kepada jamaah sedangkan guru menyampaikan ilmu kepada murid di sekolah.

Menjadi dai modalnya adalah ilmu demikian juga guru harus bermodalkan ilmu. Kedalaman ilmu seorang dai atau guru bisa diukur dari dua hal, perkataan dan tindakan. Semakin dalam ilmu seseorang, maka ia akan semakin hati-hati dalam menyampaikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun