--Sungai Melawi dari muaranya di Sintang ke Nanga Pinoh terus ke hulunya; genangan banjir daerah ini masuk terparah dan luas berada di Kab. Sintang dan Kab. Melawi luas 2074 Km2, kedalaman 0,3 – 1 M, lama surut 1 – 1,5 jam.
---Dengan asumsi Kanal Banjir S. Kapuas, S. Embau, S. Ela Hilir, S. Seruyan, S. Mentaya sampai S. Katingan terbangun, maka sisa beban banjir Kota Sintang dan Kota Nanga Pinoh Kab. Melawi adalah bajir dari DAS Danau Sentarum, DAS Kenepai, DAS Ketungau, DAS Silat dan sisa DAS Melawi. Untuk melindungi Kota Sintang, Kota Nunga Pinoh dan banjir Kab. Sintang dan sisa banjir Kab. Melawi, maka S. Melawi dialihkan ke kiri di 2 tempat: i. lewat S. Belimbing, ke S. Kijang, terus ke S. Semadang & S. Semanai di WS Pawan; dan ii. S. Pinoi tembus ke S. Pawan di WS Pawan dengan menggunakan alur yang ada hanya memperbesar menjadi 300 M– 400 M, kedalaman 7 M, dan membalik arahnya.    Â
. Saran. Berdasarkan uraian di atas, sebagai penutup tulisan ini berikut disarankan dua hal: (i) Melakukan Penyusunan Master Plan dan Studi Kelayakan Konstruksi Kanal-kanal Banjir (serbaguna)  antar Sungai –sungai di Prop. Kalbar serta Pengerukan S. Kapuas, dan Hilir S. Melawi sebagai tahap segera;  (ii) Melakukan Studi Awal Kemungkinan Pembuatan Kanal Banjir (serbaguna) Kalimantan guna pengaturan Banjir, Penyediaan Air Baku, Navigasi, dan PLTA di Kalbar, di Kalteng, di Kaltim dan di Kalsel, sebagai Ikon Baru Indonesia masa depan. Semoga bermanfaat. SEKIAN.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H