Upaya Struktural Fisik konvensional, antara lai:
- Pembangunan tanggul dan perkuatan tebing S. Kapuas. Baru baru ini, Menteri PUPR mengitrodusir penggunaan  geobag untuk penanganan banjir jangka pendek di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat (geobag adalah kantong geotekstil kekuatan tinggi yang diisi pasir yang tersedia dalam berbagai ukuran).
- Pembangunan tanggul dan revetmen di S. Melawi
- Pembangunan tanggul dan revetment di S. Belitang
- Pembangunan sarana/prasarana Pengendali Banjir di beberapa kabupaten.
- Pembangunan Bendungan Belimbing di S. Melawi, segera buat studi kelayakan.
- Pembangunan Bendungan Merakai di Kabupaten Sintang, segera lakukan studi kelayakan.
- (Lebih lengkapnya dapat dilihat pada Matriks Rencana PSDA WS Kapuas – 2018)
Upaya non struktural
- Percepatan rehabilitasi hutan dan lahan (Gerhan) sesuai skala perioritas DAS Kapuas Hulu untuk meningkatkan resapan / infiltrasi DAS Kapuas dengan melibatkan partisipasi  masyarakat dan dunia usaha. Pengawasan yang ketat dengan sangsi yang tegas terhadap penebang liar dan penambang tanpa izin (PETI).
- Penerapan prinsip Zero Delta Q (pertambahan debit nol) untuk perkantoran dan kapling perumahan dengan panen hujan dan tangki simpan air (untuk air baku). Terutama Perkebunan Sawit supaya diwajibkan membangun embung-embung, 1 buah per 2.000 Ha.
- Mempercepat dan menyempurnakan peralatan dan metode peramalan dan peringatan dini banjir,
- Menyempurnakan upaya penanggulangan dan pemulihan bencana banjir.
Â
- Kemungkinan Upaya Struktural non konvensional pengalihan banjir (flood way / flood diversion) dengan membangun Kanal Banjir (navigasi, air baku, PLTA) Â Antar Sungai. Â
-Mari kita amati Sungai Kapuas Tengah ke Hilir, mulai Sintang ke hilir Sekadau, Sangau, Pontianak dan Kab. Kubu Raya.
--Untuk mengamankan / melindungi Sekadau ke hilir, diusulkan membuat Kanal Banjir (lebar 200 a 300 M, kedalaman 8 m) dari S. Kapuas ke kiri masuk S. Sekadau seterusnya masuk DAS Â Pawan di WS Pawan (propinsi).
--Untuk mengamankan Pontianak dan Kab. Kubu Raya ada 2 alternatif Kanal Banjir: i. Kanal Bajir dari S Kapuas ke kiri di S. Melau masuk ke K. Linda di Kab. Kayong Utara; atau ii. Kanal Banjir dari S. Kapuas ke kiri masuk ke S. Kelabau lalu ke laut. Untuk mengamankan kota Pontianak hubungan antara S. Kapuas kanan ke Pontianak sebaiknya dikontrol dengan bangunan pengatur tetapi masih bisa navigasi.Â
-Kemudian mengamati Sungai Kapuas Tengah dari kota Sintang ke (a) S. Kapuas Hulu yaitu dari Sintang ke Putussibau. (b) Anak sungai Kapuas yaitu S, Melawi dari muaranya di Sintang ke Nanga Pinoh ke hulunya.Â
--Sungai Kapuas Hulu dari Sintang ke outlet Danau Sentarum terus sampai di  Putussibau; genangan banjir di daerah ini termasuk terluas  yaitu Kabupaten Kapuas Hulu 2206 Km2 dengan kedalaman 0,3 – 0,5 M, lama surut 0,5 – 1 jam.
---Untuk mengamankan genangan banjir di Putussibau (luas DAS lk 20.000 Km2) sekaligus mengurangi debit ke hilir / Sintang, S. Kapuas Hulu dialihkan ke kiri di Sungai Embau menjadi Kanal Banjir (lebar 400 M, kedalaman 8 M) menuju ke selatan masuk Kab. Sintang, kemudian masuk Kab. Melawi memotong  / bertemu S. Melawi di muara S. Ela hilir sekaligus  menampung debit banjir S. Melawi (luas DAS lk. 12.000 Km2) Kanal Banjir diperbesar (lebar 500 M, kedalaman 9 M, masuk ke S. Seruyan (WS Seruyan, Prop. Kalteng), terus ke S. Mentaya, ke S. Katingan (WS Mentaya - Katingan Prop. Kalteng). Kanal Banjir dari Barat mulai dari S. Kapuas ke S. Melawai (anak S. Kapuas) ke S. Seruyan, ke S. Mentaya ke S. Katingan, sebutlah Kanal Banjir dari Barat ke Timur akan bertemu dengan Kanal Banjir dari Timur ke Barat di S. Kahayan. Â
Kanal Banjir dari Timur dimulai dari S. Mahakam ke kanan (WS Mahakam, Prop Kaltim) lewat S. Kedangpahu ke arah barat ke S. Barito (WS Barito, Prop. Kalteng dan Prop. Kalsel) dari S. Barito ke S. Kapuas Prop Kalteng, kemudian ke S. Kahayan (WS Kahayan, Prop. Kalteng) terus dari S. Kahayan ke timur bertemu dengan Kanal Banjir dari Barat ke Timur di S. Katingan. Seluruh Kanal Banjir dari Barat dan dari Timur ini dapat disebut Kanal Serbaguna Kalimantan mempunyai elevasi muka air lk. + 35 M ke + 55 M; lebar  > 600 M akan bisa memberi layanan pengaturan banjir, penyediaan air baku di musim kemarau, pelayaran dan PLTA low head.