Hm...aku menghela napas. Entah mengapa, aku menjadi kesal kepadanya. Apa sih maunya? Apakah ia ingin memacari kami berdua? Ulahnya tidak dapat dibiarkan. Bagaimanapun, Merta temanku, ia harus diselamatkan dari rasa malu.
        "Mer, pacarmu itu merayuku lho. Ini buktinya,"aku menunjukkan isi gawaiku.
        Merta termenung lama, kemudian memelukku.
        "Duh, maaf ya Vin. Ulahku ini menikung nggak?" ia pun bercerita asal muasal perkenalan mereka. Merta yang ingin sekali memanasi mantan pacarnya, spontan menyabotnya untuk diajak berduaan dan memotret setiap momen kebersamaan mereka untuk diunggah di story IG-nya.
        "Memang berdampak? Bukankah ia sudah bertunangan dengan Nadila?"
        "Tapi, lumayan juga kan?  Dirly pun menikmati dan menurut saja kuajak foto-foto mesra kan? Untuk penghapus rasa maluku karena ia telah bertunangan dengan Nadila."
        Kulihat airmatanya berlinangan. Aku merasa iba juga.
        "Tapi Kamu telah mengeluarkan biaya begitu banyak untuk itu."
        "Nggak juga. Untuk BBM ia yang membiayai. Aku hanya mengeluarkan uang untuk makan."
        "Ke mana saja Kalian? Kemarin itu ia jual laptop yang kubeli itu. "
"Itu bukan untuk beli BBM. Ia ingin membelikanku peralatan membuat kue untuk hadiah ulang tahun."