"Itu karena aku dipermalukan,"kilahnya.
"Dipermalukan bagaimana?"
"Saat ia mengatakan sudah punya pasangan sih tidak ada masalah bagiku. Toh, kecewa akibat penolakan itu pun bisa membuatku semangat  berjuang untuk esok yang  lebih baik."
"Lalu apa yang membuatmu syok?"
"Ia cerita-cerita kepada temannya."
"Wah, gawat. Tapi itu haknya walaupun sikap yang tidak empatik."
"Setelah itu, pacarnya pun menggunakan fotonya untuk profil, mungkin untuk mempertegas agar aku sadar diri. Berlanjut dengan si pria pun memasang foto profil mereka berdua. Momen saat ia mencium pipi pacarnya."
"Itu momen indah. Mungkin bisikan ajakan menikah."jawab ibunya.
"Makanya, mencintai itu mengerikan bagiku. Lebih nikmat dicintai."lanjutnya.
"Bukan,"sanggahnya,"Mencintai itu selamanya indah, asal...
"Yang dicintai bisa bersikap empatik. Apa sih ruginya merahasiakan? Atau jika ia ingin aku segera sadar diri tapi nggak tega berterus terang, kan bisa langsung memasang foto profil tengah berdua dengan pasangan cantiknya itu. Nggak usah cerita-cerita ke orang lain jika aku mencintainya. Simpel kan?"