Kekacauan yang serba ruwet itu membuatnya bersembunyi di rumah baru abangnya. Ia mencoba merelakan Luhde. Ia mencoba membayangkan bahwa Keenan pasti akan berbahagia dengan Luhde yang sederhana yang juga dapat memotivasi hobi Keenan.Â
Ia pun mencoba meyakinkan hatinya bahwa ia akan dapat menjalani hidup dengan Remi tanpa masalah apa pun. Akan tetapi, mengapa ia masih tidak dapat melupakan Keenan?
Keenan pun merasakan hal yang sama. Walaupun ia telah mencoba meyakinkan Luhde bahwa ia akan kembali ke Bali meneruskan hobinya ditemani Luhde yang cantik dan baik hati.Â
Akan tetapi, mengapa ia pun merasakan hal yang sama dengan Kugy? Ada kehampaan tatkala harus menghapus Kugy dari kenangan? Sampai di sini, logika sudah tidak dapat berbuat apa-apa. Biarlah takdir yang berbicara.
Keduanya pun bertemu dan mencoba saling pasrah dan sepakat berpisah karena tidak mungkin menyakiti pasangan masing-masing yang tidak memiliki celah untuk disakiti dan ditinggalkan.Â
Sampai di sini, tatkala hati yang berdarah-darah karena harus berpisah itu pun bersepakat tidak saling melupakan, dengan cara tetap bersahabat, tetap saling memotivasi untuk berkarya bersama, menulis dan melukis, takdir pun menunjukkan kuasanya.
Luhde dengan kelembutan hati nuraninya, merasakan bahwa Keenan tidak akan sanggup melupakan Kugy, demikian pula dengan yang dirasakan Remi. Remigius pun mengambil cincin yang telah dimasukkan ke jari Kugy dengan alasan Kugy memakai cincin tersebut atas permintaannya.Â
Ia tidak ingin memaksakan cinta Kugy, jika hati Kugy tetap mengenang Keenan kendati mau menjadi isterinya. Dengan hati berdarah-darah pula dan mengakui sejujurnya bahwa ia belum menemukan seseorang yang bisa membuatnya mencintai seperti terhadap Kugy, ia pun membiarkan Kugy meneruskan kenangannya bersama Keenan daripada hati Kugy terbelah.
Akhirnya, cerita pun diakhiri dengan happy ending. Cinta yang menyatu tanpa lagi ada bayang-bayang orang lain. Luhde mengundurkan diri demi tetap memberikan ruang untuk Kugy di hati Keenan yang telah melekat sekian lama, sebelum Keenan dikenal sebagai pelukis yang lukisannya telah laku.Â
Demikian pula dengan Remi. Ia pun mengundurkan diri demi tetap membuat Kugy bisa bersama Keenan tanpa ada orang lain di hatinya. Saat bersama Keenan, hati Kugy melulu untuk Keenan. Demikian pula dengan Keenan, tatkala bersama Kugy, hatinya melulu untuk Kugy, tidak ada lagi terlintas Luhde.
 Keduanya cukup dewasa untuk tidak membiarkan hati mereka hanyalah sebagai benalu di hati pasangan masing-masing walaupun dengan dalih tetap bersahabat meneruskan karya.Â