Menurut Christopher Lovelock (2012), layanan pengiriman makanan atau Gofood dapat didefinisikan sebagai situs web yang dapat menerima pesanan dan menyediakan informasi, atau bahkan dapat berfungsi sebagai jalur pengiriman layanan berbasis isu. Go-Food adalah layanan pengiriman makanan yang mirip dengan layanan pengiriman makanan restoran. Dengan menggunakan smartphone dan apliikasi Go-Jek, Pelanggan memiliki kemampuan untuk melakukan pesanan makaanan dari resstoran yang bermitra denngan Go-jek dan Pengemudi Go-jek akan mengirimkan makanan langsung ke pelanggan. laayanan itu sangat memudahkan pelanggan untuk memesan makanan dari warung yang telah mereka pilih.
Dengan menggunakan laayanan Go-food, banyak manfaat bagi para pelaku bisnis makanan dan para pengemudi Go-food serta pelanggan. Manfaatnya kepada para pelaku bidang usaha makanan adalah mereka dapat menjangkau lebih banyak konsumen karena dengan memanfaatkan layanan ini, ada kemungkinan yang signifikan untuk memperluas pangsa pasar mereka. Indicator dari layanan Go-Food adalah mengenai promosi dan distribusi. Go-Food adalah sebuah fasiilitas tambahaan yang disediakan oleh Go-jek yanng didedikasikan untuk menyediakan layanan pengiriman makanan bagi pelanggan yang beroperasi di Indonesia. Layanan ini dirancang untuk tujuan promosi dengan tujuan memberikan informasi wacana tentang suatu produk yang ditawarkan oleh distributor atau penghasil eksklusif (dalam hal ini, penyedia makanan). Dalam hal ini terdapat sebuah indicator dari sebuah strategi dari penjualan melalui apliakasi Go-jek dengan layanan Go-Food adalah omset dan kuantitas.
Pengertian Fastfood
Mudahnya mencari makanan instan di toko mempermudah masyarakat dalam mendapatkan pilihan makanan yang cocok dengan selera dan budget. Penyimpanan dan pemrosesan menjadi lebih efisien dan praktis, sangat cocok bagi individu yang memiliki jadwal yang padat. Ketersediaan fastfood di pasar makanan Indonesia juga berpotensi memengaruhi kebiasaan makan remaja di perkotaan, terutama kalangan remaja kelas menengah ke atas. Restoran cepat saji menyajikan pilihan harga yang terjangkau, layanan yang cepat, dan beragam jenis makanan yang sesuai dengan preferensi.
Menurut Prof. Dr. Ir. Hardiansyah M. S., seorang Guru Besar di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 2012 seperti yang dikutip oleh Putri (2014), fast food didefinisikan sebagai jenis makanan dan minuman yang dapat dikonsumsi dengan cepat dan dalam waktu singkat. Dia mengatakan bahwa ada tiga jenis fastfood: yang pertama memiliki kadar garaam, lemak, serta gula yang tinggi dan berdampak buruk; Yang kedua tidak memberikan dampak apapun; sementara yang ketiga merupakan pilihan fastfood yang bermanfaat bagi kesehatan. Penyebaran restoran cepat saji di kota-kota besar Indonesia semakin meningkat. Restoran-restoran ini menawarkan berbagai jenis makanan siap saji, mulai dari Makanan dari Indonesia yang khas (seperti yang disajikan di restoran Padang) dan makanan Barat (seperti ayam goreng dari KFC atau California, yang terkenal dengan ayam gorengnya), bersama dengan hidangan populer lainnya seperti burger, pizza, dan sandwich.
Fast food sangat populer di zaman sekarang karena kemudahan dalam penyajiaannya, memungkinkan orang-orang yang sibuk dapat memesannya sambil berdiri atau berjalan. Mereka juga dapat menyantap makan siang mereka di taman pusat kota. Kehidupan keluarga telah diubah secara signifikan oleh era kontemporer. Bahkan didalam kehidupan berumah tangga sangat dipermudah ketika seorang ibu rumah tangga tidak sempat untuk menyiapkan makanan sarapan atau makan malam, hanya memperlukan smartphone dan pergi kelaman aplikasi GOJEK dengan layanan Go-Food sudah dapat memesan fastfood dengan pilihan menu makanan yang bervariasi mulai dari tradisional hingga modern.
Â
Pengertian Gen Z
Generasi Z memiliki indetitas dan karakteristik tersendiri dari generasi -- generasi sebelumnya, Bahkan generasi sebelumnya memiliki perbedaan yang cukup mencolok. Generasi Z, sangat menyukai kerja kolaboratif dalam melaksanakan tugas yang bisa disesuaikan, memahami tantangan, dan termotivasi oleh pencapaian. Mereka juga senang mencari cara terbaru untuk menyelesaikan masalah. Istilah generasi Z sering dikaitkan dengan adanya kemajuan dan perkembangan dunia digitalisasi yang dimana generasi ini sangat mengandalkan digital dalam perkembangan dan pertumbuhan mereka. Sudah tidak diragukan lagi di usia mereka yang masih dibilang muda jenjang sekolah menengah atas hingga mahasiswa dapat dengan mahir menguasai dunia digital secara teknis karena pada zaman ini perkembangan internet semakin maju dengan pesat sehingga mobilitas generasi Z sangat bergantung dan mudah mengerjakan pekerjaan dengan efiensi waktu yang singkat.
Menurut Santoso, generasi Z, yang berada dalam rentang usia 15 hingga 18 tahun, memiliki indikator geografis yang khas. Mereka memiliki keinginan besar untuk mencapai kesuksesan dan cenderung positif serta optimis dalam meraih mimpi mereka. Selain itu, mereka juga praktis dan suka bertindak dengan cepat dalam memecahkan masalah yang nyata, tanpa menghabiskan waktu yang terlalu lama untuk mempelajarinya. Generasi Z sangat percaya diri, menghargai kebebasan berpendapat, berkreasi, dan berekspresi. Mereka memiliki kecenderungan menyukai hal-hal yang detail, karena cenderung kritis dalam berpikir dan memperhatikan detail dalam suatu permasalahan atau fenomena, yang dipengaruhi oleh kenyataan bahwa mencari informasi melalui mesin pencari sangat mudah dilakukan. Di samping itu, mereka juga berkeinginan untuk mendapatkan pujian atas usaha yang telah mereka lakukan, seiring dengan naluri manusia yang pada dasarnya menyukai penghargaan atas prestasi yang telah diraih.
Â