SIMPULANÂ
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pengaruh penjualan fast food melalui layanan Go Food telah mempengaruhi secara signifikan budaya konsumsi mahasiswi di Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim, Kota Malang. Melalui data kuesioner yang diperoleh dari 50 responden, terungkap bahwa sebagian besar mahasiswi telah mengintegrasikan penggunaan layanan pesan-antar makanan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Hal ini menunjukkan tingkat adaptasi yang tinggi terhadap teknologi digital, yang mencerminkan transisi menuju gaya hidup yang semakin terkoneksi secara digital.
Penggunaan layanan Go Food oleh mahasiswi tidak hanya mencerminkan aspek praktisitas, tetapi juga menunjukkan pergeseran dalam preferensi konsumsi. Mahasiswi cenderung mencari kepraktisan dan kecepatan dalam memenuhi kebutuhan makanan mereka, sementara faktor-faktor seperti promo, kemudahan pemesanan, variasi menu, dan kecepatan pengiriman menjadi pertimbangan utama dalam pengambilan keputusan pembelian. Selain itu, penggunaan ulasan dan rating restoran sebagai panduan dalam memilih makanan juga menunjukkan tingkat kesadaran yang tinggi terhadap kualitas produk dan layanan. Mahasiswi cenderung melakukan riset sebelum melakukan pembelian, menunjukkan perilaku konsumen yang proaktif dalam mencari informasi. Terlebih lagi, tingkat kepuasan yang tinggi terhadap layanan Go Food menandakan bahwa layanan pengantaran makanan online telah berhasil memenuhi harapan konsumen, serta telah menjaadi bagian integral dari pola hidup mahasiswi. Hal ini menunjukkan adaptasi terhadap teknologi digital dalam kehidupan sehari-hari, serta pergeseran dari kebiasaan makan di warung atau restoran ke memesan makanan secara online.
Dalam konteks teori "Globalization of Nothing" yang dikemukakan oleh George Ritzer, dapat dilihat bahwa strategi yang diterapkan oleh Go Food dan restoran fast food memperkuat tren homogenisasi dalam pengalaman konsumsi. Melalui penawaran pengalaman konsumsi yang seragam dan terstandardisasi, baik Go Food maupun restoran fast food menciptakan kesan yang konsisten bagi pelanggan di berbagai tempat. Hal ini mencerminkan bagaimana globalisasi dan teknologi digital dapat membentuk pola konsumsi yang seragam dan terstandarisasi di seluruh dunia. Namun, penting untuk diingat bahwa perubahan budaya konsumsi tidak selalu bersifat homogen, dan masih terdapat variasi dalam preferensi dan perilaku konsumen. Meskipun demikian, pengaruh strategi Go Food dan restoran fast food terhadap budaya konsumsi mahasiswi menunjukkan bagaimana globalisasi dan teknologi digital telah membentuk pola konsumsi yang seragam dan terstandarisasi di era modern saat ini.
REFERENSI
Afwa Magfhirah Saleh, F. U. (2022). Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Menggunakan Aplikasi Go-Jek Fitur Go-Food (Studi Pada Mahasiswa). http://eprints.unm.ac.id/19620/1/jurnal%20Afwa%20Magfhira-dikonversi.pdf
Azhar. (2020). Konsep dan Teori Globalisasi. http://repository.radenintan.ac.id/1356/15/13._AZHAR_BAB_II_edit_new.pdf, 1.
Candra Kusuma, E. W. (2021). Pengaruh Motivasi Intrinsik Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Generasi Z Di Bandar Lampung. http://repository.teknokrat.ac.id/3459/, 6-7.
Laylya, A. (2023). Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Nasabah PT Bank BCA Cabang Cikampek. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia. https://repository.upi.edu/87406/, 32-35.
Pip Jonesbradbrury, Shaun Le BoutillierLiza. (2016). Pengantar Teori - Teori Sosiologi PIP . jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia .
IndrawatiBudi. (2021). Analisis Kualitas Layanan dan Kepercayaan Terhadap Kepuasan Konsumen yang Berimplikasi pada Loyalitas Pelanggan Gofood di Kota Bekasi. www.researchgate.net.