Tema sentral dari perspektifnya adalah perilaku, teori perilaku dan struktural, tingkat informasi aktor sosial, dan teori struktural (Abercrombie, Hill, Turner, 2010: 223). Tujuan utama dari teori penataan adalah untuk menggambarkan hubungan dan interaksi dialektis antara agen dan struktur (Ritzer & Googman, 2004:508). Teori struktural mencakup kapasitas intelektual aktor, dimensi tindakan spasial dan temporal, keterbukaan dan kemungkinan tindakan dalam kehidupan sehari-hari, dan kekeliruan memisahkan aktor dan struktur (Abercrombie, Hill, Turner, 2010: 560). Semua perilaku sosial membutuhkan struktur, dan semua struktur membutuhkan perilaku sosial (Ritzer & Goodman, 2004: 508). Konsepsi struktural yang dikemukakan oleh Giddens berbeda dengan yang dikemukakan oleh Durkheim. Durkheim melihat struktur sebagai sesuatu yang datang dari luar dan memaksa aktor, tetapi menurut Giddens (2011), struktur membentuk dan menentukan kehidupan sosial, tetapi struktur itu sendiri yang membentuk dan menentukan kehidupan sosial.
Ritzer dan Goodman (2004: 515) sendiri memberikan kritik pada karya Giddens tersebut sebagai pemikiran yang terlalu mempertentangkan antara dualitas dan dualisme, padahal dua hal tersebut diperlukan dalam menganalisis relaitas sosial. Selain itu, teori strukturasi dipandangan sebagai lingkaran tanpa ujung hubungan antara agen dan struktur tanpa arah.
Seringkali alasan orang melakukan korupsi adalah godaan yang tak tertahankan untuk dunia materi dan kekayaan. Seseorang melakukan korupsi jika keinginan untuk menjadi kaya tidak dapat ditekan dan akses ke kekayaan diperoleh melalui korupsi. Pandangan yang salah tentang kekayaan mengarah pada pendekatan yang salah terhadap kekayaan. Oleh karena itu, korupsi kemungkinan akan terus berlanjut selama pandangan tentang kekayaan masih salah. Semakin banyak orang yang melakukan kesalahan saat melihat kekayaan, semakin besar kemungkinan mereka melakukan kesalahan saat mengakses kekayaan. Ada beberapa faktor yang membuat orang tersebut melakukan korupsi yaitu
Berikut penyebab terjadinya korupsi dari faktor internal:
- Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor penyebab terjadinya korupsi, yang berasal dari dalam diri pribadi seseorang. Hal ini ditandai dengan sifat manusia yang terbagi menjadi dua aspek, yakni:
a. Berdasarkan aspek perilaku individu
- Sifat tamak/rakus
Tamak adalah sifat manusia yang selalu merasa kurang nyaman dengan apa yang dimiliki, atau bisa juga disebut dengan kurang bersyukur., seperti korupsi.
Tanpa moralitas yang kuat dan kurangnya konsistensi, mudah tergoda. Banyak pengaruh luar yang merasukinya.
- Gaya Hidup Konsumtif
Seperti yang kita ketahui bersama, orang seringkali ingin memenuhi keinginannya yang tak ada habisnya. Tentunya gaya hidup yang berlebihan juga menjadi salah satu penyebab terjadinya korupsi.