Mohon tunggu...
Nana Marcecilia
Nana Marcecilia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menikmati berjalannya waktu

Mengekspresikan hati dan pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ketika Air menjadi Langka

27 Desember 2024   14:28 Diperbarui: 27 Desember 2024   14:28 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kemarau panjang | Foto : Pexels.com/Julia Volk

Belum lagi, bisa mandi 2-3x sehari kalau sampai merasa hawa terlalu panas, atau aroma tubuh sudah ga bersahabat lagi dengan hidung.

Minum air bisa seenak jidatnya, kadang kalau terlalu kembung, bisa dibuang begitu saja.

Masa itu, aku kangenn...

Masa dimana semua orang disini masih bisa berpenampilan ganteng dan cantik, dengan kulit yang masih mulus, dengan binar mata yang indah.

Kini, kulit kami seperti sisik ular, hampir semua mengelupas. 

Bibir pecah-pecah. Binar mata redup, iklan rambut yang shiny juga tidak lagi muncul dimana-mana. 

Kami sudah masuk dalam tahap kekeringan, hingga listrik sudah tidak bisa lagi menyala. 

Disini, malam hari, sudah gelap gulita...

Sekarang ini, uang tidak lagi bernilai, karena sekaya apapun orangnya, seberkuasa apapun orangnya, air tetap tidak bisa tiba-tiba mengalir.

Tanah sudah retak, gagal panen.

Disemua sektor perekonomian mengalami kenaikan harga, banyak sektor usaha yang tutup. PHK terjadi dimana-mana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun