Shock and DenialÂ
Tahap awal duka, yaitu shock and denial, adalah saat di mana emosi paling mendalam. Keterkejutan (shock) ini sering membuat seseorang merasa seolah-olah ditabrak kereta barang, dengan perasaan ketidakpercayaan dan kepanikan saat menghadapi kehilangan.Â
Banyak orang mengalami gejala fisik seperti mual, kesulitan tidur, dan detak jantung cepat, dan mereka mungkin menolak untuk menerima keadaan baru.
Tahap ini bisa dianggap sebagai mekanisme bertahan alami yang membantu otak meredam dampak kehilangan, memungkinkan kita memproses emosi dengan kecepatan sendiri.Â
Setiap orang mengatasi duka dengan cara yang berbeda, dan tidak ada garis waktu yang benar atau salah. Meski keterkejutan memberikan jeda dari rasa sakit, penerimaan adalah langkah penting untuk memulai penyembuhan.
Salah satu coontoh tahap shock and denial adalah, "Dia akan bangun besok, menyadari bahwa ini adalah kesalahan terbesar yang pernah dia buat, dan kembali berlari kepadaku untuk meminta maaf."
Pain and Guilt
Memasuki fase kedua dari duka, seseorang akan merasakan gelombang rasa sakit (pain) dan rasa bersalah (guilt) yang mendalam. Pada tahap ini, kenyataan mulai terasa, meninggalkan luka yang terus mengganggu akibat kehilangan.Â
Rasa sakit ini mungkin terasa sangat berat, namun penting untuk diingat bahwa ini adalah respons alami terhadap kehilangan seseorang atau sesuatu yang berharga.
Sebuah studi tahun 2014 yang diterbitkan di Frontiers in Psychology menunjukkan bahwa orang yang berduka karena kehilangan orang yang mereka cintai sering kali merasakan rasa bersalah selama proses tersebut. Rasa bersalah ini biasanya muncul dari apa yang kita anggap sebagai kekurangan atau kegagalan dalam hubungan kita yang hilang.