Mohon tunggu...
Amerta Raya
Amerta Raya Mohon Tunggu... Petani - Petani

Catatan Manusia Pelosok Desa

Selanjutnya

Tutup

Diary

Menembus Gelapnya Rimba Tanpa Cahaya

1 Maret 2024   23:47 Diperbarui: 2 Maret 2024   04:12 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mbah Wat telah menyiapkan aku teh hangat yang menenangkan... 

Usai makan, aku pun berpamitan... 

Oleh mbah Wat aku diberi beras ketan... 

Untuk dibuat lepet kata mbah Wat sambil ku cium tangan... 

Keluar jalan bersama kang Dyak menuju kendaraan.. 

Lampu motor ku mati hanya lampu kota yang dapat kunyalakan... 

Kang Dyak bergegas ambil senter kepala untuk dipinjamkan... 

Wal hasil aku bisa pulang dengan aman... 

Jalan sedikit ku kebut cukup cepat tapi tetap menjaga keselamatan... 

Perjalanan sekitar setengah jam sampai diperbatasan antara dua kecamatan... 

Kabupaten kami pun beda namun cukup berdekatan... 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun