Mohon tunggu...
Amerta Raya
Amerta Raya Mohon Tunggu... Petani - Petani

Catatan Manusia Pelosok Desa

Selanjutnya

Tutup

Diary

Menembus Gelapnya Rimba Tanpa Cahaya

1 Maret 2024   23:47 Diperbarui: 2 Maret 2024   04:12 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku bergegas kerumah mbah Wat ibu dari almarhum kyai ku... 

Mbah Wat sudah sepuh, kini singgah dirumah bersma anak kang Dyak anak mbontotnya... 

Masuk rumah dengan salam dan oleh-oleh dari Simbok ku yang apa adanya ku berikan...

Keripik singkong dan keripik umbi gadung mentah olahan... 

Sedikit hasil tanah kampung perbukitan... 

Disambut hangat oleh mbah Wat dengan peluk cium pipi kiri dan kanan... 

Sejenak kami salaing tanya kabar untuk sekedar memastikan kesehatan... 

Alhamdulillah, semua diberi keberkahan... 

Kang Diyak ku dengar suaranya sedang mandi dipengadusan... 

Aku pamit sejenak menuju ke makam maesan... 

Disambut umi alias istri almarhum abah kayi dipelataran... 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun