Mohon tunggu...
Amerta Raya
Amerta Raya Mohon Tunggu... Petani - Petani

Catatan Manusia Pelosok Desa

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Senangnya Menjadi Anak Kampung Ndeso, Healing Tiap Waktu

23 November 2023   21:41 Diperbarui: 24 November 2023   02:30 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gubuknya Pakde Mustaqim (Dokpri)

Baju putih yang tadinya kedodoran sudah tampak pas dipakai. 

Tak lama paklik Khodirin ikut duduk dan ngobrol bersama. 

Dik Febrian masih tidur dikamarnya, aku bangunkan cuma ngulet sebentar dan tidur lagi, mungkin semalam begadang. 

Sampai dengan jam tujuh aku pamit jalan ke gubuk, ku jabat dan cium tangan Simbah dan paklik Khodirin. 

Pun mboklik Rubiati yang lagi dipawon aku pamiti sambil jalan keluar rumah sembari salam. 

Motor aku starter dan langsung melaju ke gubuk. 

Parkir ditempat yang kemarin, sudah ada motornya pakde Mustaqim terparkir, tapi orangnya entah kemana, aku panggil-panggil juga tidak menjawab. 

Aku tinggal jalan kegubuk, track menurun sampai sungai mampir pipis dan berwudhu. 

Tas, hape dan topi aku letak kan diatas batu biasanya, ku lipat celana dan nyemplung ke kali. 

Airnya jernih banget, dingin pula, cuma debitnya kecil, 100% murni mata air. 

Cuma yang sudah masuk disungai ya susah banyak terkontaminasi oleh sampah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun