Mohon tunggu...
Amerta Raya
Amerta Raya Mohon Tunggu... Petani - Petani

Catatan Manusia Pelosok Desa

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Senangnya Menjadi Anak Kampung Ndeso, Healing Tiap Waktu

23 November 2023   21:41 Diperbarui: 24 November 2023   02:30 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gubuknya Pakde Mustaqim (Dokpri)

Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh. 

Salam kebajikan, salam sejahtera bagi kita semua. 

Shalom, om swastyastu, namo buddhaya, wei de dong tian. 

Rahayu rahayu rahayu. 

Kamis, 23 November 2023 pukul 16:52 WIB.

Audzubillahiminassaytoonirrojiim. 

Bismillahirrohmaanirrohiim. 

Tadi aku pulang dari gubuk sekitar jam sepuluh.

Katemu pakde Mustaqim sedang mencangkul ladangnya. 

Aku mampir sejenak, kami ngobrol cukup lama. 

Ku lihat banyak pohon cokak diebunnya, segera aku petik sebelum dimusnahkan pohonnya. 

Karena pohon cokak tergolong tanaman liar dan gulma, jadi oleh petani banyak babad habis. 

Usai memetik cokak, tak lama suwo Mardi datang, beliau meminta daun jagung untuk campuran pakan ternak. 

"Mus, nyong njaluk godong jagunge tak ngrempel oleh?" kata suwo Mardi saat minta izin memetik daun jagung. 

"ngono dirempelake, beneran nyong malah dadi koli padang jagunge, ono sing matunake" jawab pakde Mustaqim. 

Suwo Mardi langsung menuju ke kebun jagungnya, dan mulai ngrempel daunnya satu persatu. 

Aku masih memetik cokak pohon terakhir, cukup jauh tapi aku dengar percakapan mereka. 

Usai aku memetik cokak, aku menghampiri pakde Mustaqim yang sedang ngelinting tembakau. 

Cokak ku kali ini sangat banyak, dua saku celana training penuh. 

Buah cokak (Dokpri)
Buah cokak (Dokpri)

Entahlah aku suka banget buah ini untuk disambel maupun untuk lalapan. 

Rasanya itu khas, sedari jaman aku kecil dulu aku suka makan cokak ini. 

Jadi makan buah cokak ini mampu memutar ingatan jaman kecil. 

Dulu pertama kali makan dimasak campuran sayur asem, ada daun blinjo mudanya dan kulit blinjonya. 

Usai pakde Mustaqim ngelinting tembakau, bahasa enggresnya hand rolling tobacco. 

Tak lama kami menghampiri suwo Mardi yang sudah ditengah kebun jagung, tidak kelihatan beliau.

Pakde Mustaqim jongkok sejenak sembari menghabiskan rokok lintingan tembakaunya, sambil ngobrol dengan suwo Mardi. 

Dari belakang, sambil aku rekam aktifitas mereka. 

Kebun Jagung Pakde Mustaqim (Dokpri)
Kebun Jagung Pakde Mustaqim (Dokpri)

Tak nampak suwo Mardi, sudah sambil ngerempel ditengah kebun. 

Pakde Mustaqim membantu merempal biar cepat dapat sebongkok. 

Aku merekam mereka sambil mendengarkan obrolannya, lagi ngobrol seputar hama jagung. 

Usai aku rekam beberapa kali, aku pun pamit pulang. 

Siang tadi langit mendung tapi hawanya panas ditubuh. 

Aku pulang duluan, ke parkiran motor starter dan jalan pulang. 

Sampai rumah, ku parkiran motor, kepawon oleh-oleh dari kebun aku keluarkan semua. 

Lumayan cabai dapat satu ons lagi, cokak dapat banyak banget. 

Cokak langsung aku preteli alias ku bersihkan tangkainya. 

Sisa buahnya tok, jadi seperti pilus ijo, lalu aku cuci bersih dan rendaman sejenak sembari menunggu minyak mendidih. 

Pun sayur kangkung kemarin aku potong-potong dan aku rendam juga. 

Bumbu aku persiapkan, kupas bawang merah-putih, potong daun luncang, seledri, cabai. 

Buah cokak aku goreng jadi seperti pilus, lalu aku tiriskan. 

Kemudian, aku memasak sayur kangkung, kali ini tidak aku tumis, tapi aku kasih sedikit kuah. 

Sayur kangkung matang, Simbok ku minta untuk mencicipi, terlalu manis katanya, kurang asin. 

Aku tambahkan garam sedikit, tadinya mau aku kasih telur kocok, tapi lupa, ingat pas sudah aku angkat.

Kalau aku tambahkan telur menunggu sampai telur matang merata, malah kangkungnya jadi overcook. 

Jadi ya sudahlah, biar tanpa telur, aku seneng sayur kangkung itu memilik rasa yang khas. 

Biar dikata sayur kangkung adalah makanan kelinci, tapi aku menggemarinya.

Kumandang adzan maghrib, alhamdulillah rehat dulu sejenak. 

Pukul 17:41 WIB, waktu ku untuk berbuka puasa, sholat dan tadarus. 

InsyaAlloh lanjutkan nanti ba'da tadarus. 

Sholat dan tadarus alhamdulillah sudah ku tunaikan. 

Pun buka puasa tadi menunya banyak banget. 

Ada pisang Madu, jambu kristal, kerupuk, dikasih biyung Misinah. 

Pisang, jambu, kerupuk (Dokpri)
Pisang, jambu, kerupuk (Dokpri)

Pisang menjadi menu pembuka ku usai minum air hangat. 

Lalu makan nasi sedikit, lauk sayur kangkung maskan ku sendiri sama sambel cokak. 

Sambel cokaknya banyak banget, aku bagi-bagi, ku kasih biyung semangkuk dan mbokde Munawaroh semnagkung, mangkuk sup kecil. 

Semangkuk besar sayur kangkung aku kasih ke biyung Misinah, mbokde Munawaroh kemarin kangkungnya sudah aku kasih mentah.

Ada lauk tempe gembus dan ikan manyung asap. 

Belum lagi tadi bapak pulang bawa gorengan sama buntelan alias naga sari.

Tadi sudah ada buntelan dikasih biyung Misinah juga. 

Buntelan alias naga sari (Dokpri)
Buntelan alias naga sari (Dokpri)

Buntelan ini dari parutan singkong, yang dikasih biyung tadi tengahnya diberi potongan pisang. 

Buntelan yang bapak bawa sama dari singkong juga tapi adonannya beda, tidak dikasih pisang atau nangka, tapi dicampur gula aren asli, warnanya hitam legam. 

Lebih enak rasanya, manis legit, tidak lengket, kenyal seperti jenang/dodol, cuma ini bahan bakunya singkong, jadi tetep gurih. 

Pun aroma wangi dari daun pisang yang dijadikan sebagai bungkusnya menambah selera makan. 

Kumandang adzan isya' alhamdulillah, sholat dulu lanjutkan ba'da sholat. 

Sholat isya' sepaket sudah terlaksana, barokalloh. 

Tadi sampai dengan masak sayur kangkung, lalu membuat sambel cokaknya.

Acara masak-masak ku selesai, perabot semua aku cuci bersih.

Lalu aku mandi, sampai dengan jam setengah satu selesai dan sholat dzuhur sepaket beserta sholat rowatibnya. 

Padahal rencana tadi pulang dari gubuk mau melanjutkan memetik mangga dan memetik buah naga. 

Tapi ku lihat mbah Alfiyah dirumahnya sepi, aku tanya Simbok katanya masih dirumah pak lurah bantu-bantu disana. 

Jadi karena tidak ada orang ya tidak aku petik, aku tinggal masak saja. 

Kok masaknya tidak sore? 

Karena sore waktu ku untuk latihan menulis. 

Kalau sudah kelewat malam suka malas memulai latihan menulisnya. 

Kenapa masakannya tidak langsung dibagi pas baru matang?

Karena belum aku cicipi, aku belum berani membagikannya sebelum aku tahu rasanya. 

Walau aku sudah yakin dengan aromanya sudah pasti enak. 

Maghrib langsung aku cicipi dan dengan aku mencicipinya maka sudah bulat keyakinan ku dan berani untuk membagi. 

Usai sholat aku nonton TVRI Klik Indonesia Siang pas berita banjir bandang di aceh, semoga tabah dan sabar dengan ujian-Nya. 

Tak lama aku langsung tidur, karena lumayan capek. 

Capek mbengak-mbengok alias teriak-teriak di gubuk. 

Tidur siang alhamdulillah bangun jam tiga kurang beberapa menit, hujan cukup deras, entah sedari jam berapa hujannya. 

Tak lama kumandang adzan ashar, aku masih menikmati suasana dingin, sambil beranjak ke kakus. 

Ambil air wudhu dan kembali ke kamar, Sholat ashar sepaket beserta sholat qobliyahnya.  

Lalu tadarus surah Waqi'ah tiga kali, kemudian ke pawon. 

Dari teras belakang aku lihat ada tiga gadis kecil jalan sambil berguarau. 

Gadis kampung ku (Dokpri)
Gadis kampung ku (Dokpri)

Gadis-gadis kecil menapakkan kaki disisa bekas-bekas air hujan. 

Tahu aku foto yang satu langsung lari, malu sambil senyum-senyum. 

Suasana sore setelah hujan, kalau jaman kecil ku ya mager, dirumah duduk didepan tungku pawon menghangatkan badan sambil bakar jagung atau ubi. 

Kadang juga sambil minum kopi jaman dulu masih doyan kopi, sambil makan kacang rebus. 

Sekarang momen-momen seperti itu cuma tinggal cerita. 

Usai dari pawon aku ke kamar buka hape scrolling info Palestina lalu mulai latihan menulis. 

Simbok dari pawon tanya "ora ming sarean leh?". 

"ora, belok teles, ngesok wae insyaAlloh bar jumatan" jawab ku. 

Sambil latihan menulis sampai dengan malam ini pukul 19:59 WIB. 

Pagi tadi alhamdulillah aku bangun jam setengah tiga. 

Seperti biasa beranjak dari kasur, aku kenakan handuk, ke pawon minum air hangat dua gelas. 

Lalu ke kakus pup cukup lama, lalu mandi, alhamdulillah mandi seperti biasa demgan runtut. 

Lalu ke pawon minum air hangat dua gelas lagi, kemudian menjemur sempak dan ke kamar ganti pakaian. 

Ke belakang lagi menjemur handuk, kembali ke kamar sholat sunah. 

Alhamdulillah, sholat sunah taubat dan sholat sunah tahajud ku tunaikan dengan khidmat. 

Dzikir sholawat dan iztighfar ku hadiahkan untuk Bapak-Simbok dan sanak keluarga. 

Pun untuk keluarga besar kaum muslim dan mukmin diseluruh dunia, semoga lekas bersatu. 

Jam setengah empat aku beranjak ke pawon makan sahur. 

Alhamdulillah semalam lauk kulitso dan sambel cokak campur petai. 

Lalu aku cuci piring dan gelas kotor, kemudian ke kakus pipis, gosok gigi dan berwudhu. 

Ke kamar sholat qobliyah subuh alias sholat sunah fajar.

Usia sholat aku buka kompasiana dan sedikit mengedit artikel kemarin. 

Mu'adzin sudah puji-pujian malah aku kebelet pup. 

Bergegas lari ke kakus, pup sejenak sedikit buru-buru karena sayang kalau ketinggalan jamaah. 

Lalu cebok dan berwudhu, kembali ke kamar, ambil sajadah dan ku oleskan minyak wangi. 

Tak lama kumandang iqomah, aku bergegas jalan ke mushola. 

Sholat subuh berjamaah sampai dengan selesai, dzikir dan do'a bersama imam. 

Beranjak keluar dari mushola jam setengah lima lebih lima menit. 

Ku rapihkan sandal jamaah lalu jalan pulang. 

Masuk rumah salam dan membaca mantra sembari jalan ke kamar. 

Ku letakkan sajadah, lalu ke kakus pipis dan berwudhu.

Kembali ke kamar tadarus tiga surah andalan ku.

Kemudian nonton TVRI Serambi Islami sejenak.

Hari Kamis pengisinya Syekh Muhammad Fathurahman, M.Ag. 

Tema "mencari pembimbing dalam ibadah". 

"hendaknya kau wahai para murid, mencari perlindungan mencari perlindungan yang sempurna dengan cara bersahabat dengan orang-orang yang baik dan duduk bersama kaum saleh dan orang-orang yang banyak berbuat kebajikan"

Dikutip dari risalah Adab as Suluk al Murid karya Sayid Abdullah bin Alul al Haddat Rhm. 

Murid adalah orang yang memiliki irodah (keinginan) kepada Alloh SWT. 

"mencari kursyid bagi seorang murid hukumnya wajib meskipun ia sudah menjadi ulama besar" kutipan Syekh Ibrahim ad Dasuki.

Pun Syekh Fathurahman sedikit menjelaskan terkait kewalian dan kenabian. 

Yakni kewalian itu hubungannya antara hamba dengan Alloh SWT dan tidak akan putus selamanya, adapun kenabian merupakan hubungan tugas menyampaikan Risalah kepada umat yang berakhir ketika ia wafat. 

Sekiranya demikian yang berhasil aku rekam dalam otak ku dari acara Serambi Islami tadi pagi. 

Hanya beberapa sekmen saja yang aku ikuti. 

Jam setengah enam aku keluarkan motor, lalu bapak minta tolong pasangkan kancing baju. 

Bajunya simbah yang usai dipermak, aku siminta pasangin kancingnya dan sekalian mengantar kerumah Simbah. 

Cukup lama aku pasang kancing satu per satu, enam kancing sudah terpasang, lalu bajunya ku masukkan plastik.

Ku camtolkan ke motor, pun beberapa kali aku ke kakus pipis dan berwudhu. 

Hawanya dingin ,lebih dingin dari biasanya karena mendung sedari pagi. 

Ambil tas dan hape, aku panasi motor sejenak, lalu melaju kerumah Simbah. 

Simbah masih duduk dikursi biasanya, diruang tengah. 

Aku berikan bajunya, jabat dan cium tangannya, kami ngobrol sejenak sembari simbah mencoba bajunya. 

Baju putih yang tadinya kedodoran sudah tampak pas dipakai. 

Tak lama paklik Khodirin ikut duduk dan ngobrol bersama. 

Dik Febrian masih tidur dikamarnya, aku bangunkan cuma ngulet sebentar dan tidur lagi, mungkin semalam begadang. 

Sampai dengan jam tujuh aku pamit jalan ke gubuk, ku jabat dan cium tangan Simbah dan paklik Khodirin. 

Pun mboklik Rubiati yang lagi dipawon aku pamiti sambil jalan keluar rumah sembari salam. 

Motor aku starter dan langsung melaju ke gubuk. 

Parkir ditempat yang kemarin, sudah ada motornya pakde Mustaqim terparkir, tapi orangnya entah kemana, aku panggil-panggil juga tidak menjawab. 

Aku tinggal jalan kegubuk, track menurun sampai sungai mampir pipis dan berwudhu. 

Tas, hape dan topi aku letak kan diatas batu biasanya, ku lipat celana dan nyemplung ke kali. 

Airnya jernih banget, dingin pula, cuma debitnya kecil, 100% murni mata air. 

Cuma yang sudah masuk disungai ya susah banyak terkontaminasi oleh sampah. 

Usai berwudhu lalu ke gubuk, masuk salam dan membaca mantra. 

Lalu ambil sapu, menyapu halaman sambil teriak-teriak sholawatan.

Menyapu halaman selesai, kemudian aku sholat dzuha. 

Usai sholat dzuha baru ambik buku keteras samping sambil baca-baca buku. 

Teras kecil gubuk ku (Dokpri)
Teras kecil gubuk ku (Dokpri)

Ada bekas botol air mineral, nampaknya kemarin sore atau siang ada yang nongkrong disini. 

Tak lama baru buka buku dan membaca beberapa baris datang suwo Mardi dan satunya entah siapa lewat depan ku. 

Kami saling bertegur sapa dan mereka jalan ke sawah lengkong. 

Lalu aku meneruskan membaca, sampai dengan orang itu kembali aku masih membaca buku. 

Pas aku bacanya dengan volume kencang, sibapak balik sendiri tidak bersama suwo Mardi. 

Memanggul laun tela alias potongan ujung pohon ubi jalar. 

Aku tanya kok cuma bawa sedikit, karena ku kira mau dijadikan pakan ternak. 

Jawabmya mau dijadikan bibit, jadi tadi minta kepada suwo Mardi mau ditanam lagi disawahnya. 

Beliau langsung pergi, aku lanjutkan membaca sholawat dengan lantang. 

Lalu membaca buku lagi, tak lama datang suwo Mardi sambil menyunggi kayu bakar. 

"kok keren wo, ora bareng wong mau kae?" tanya ku. 

"ho'o nyong mau tak tinggal nganu kayu iki kok, wonge balik ndengen" jawab beliau. 

"arep anceh po iki leh?" lanjut suwo Mardi menawarkan seplastik rambutan kapada ku. 

"ho'o matur suwun wo, nyong prei iki lagi latihan ngelih, nglempit weteng" jawab ku. 

"oalah puoso iki to" tegas suwo Mardi. 

"hehe, lagi latian puoso iki wo, kene leren ndiseg wo" jawab ku sambi menawarkan untuk rehat. 

"ho'o engko tak nggetakno kayu iki ndeseg kono gon panjatan" jawab beliau sambil jalan meletakkan kayu. 

Beliau langsung kembali ke ladangnya, aku teruskan membaca buku lagi sambil teriak-teriak lantang. 

Membaca dua lembar itu lama banget karena sambil olah vokal. 

Pun beberapa kali harus ku jeda, yang ketemu orang yang ke kali pipis dan berwudhu. 

Puas bisa teriak-teriak lantang sampai suara habis.

Dada ku terasa plong, dahak dan sinus bersih, daripada gurah sakit dihidung, mending teriak-teriak. 

Dahak bisa semua keluar sampai bersih, walaupun dahak ku cuma tipis-tipis, tidak seperti dahaknya perokok atau dahak yang lagi flue. 

Dahak putih bersih, dan sinus yang biasa mbumpet dihidung bikin suara bindeng jadi plong semua. 

Sela-sela mbaca aku teriak-teriak huruf vokal AIUEO dan huruf hijaiyah juga sambil senam muka. 

Lalu paklik Khodirin pun lewat depan teras, kami hanya menyapa dengan syarat lambaian tangan, karena cukup berjauhan.

Pun aku masih sambil membaca buku. 

Tak lama aku tutup buku, berkemas sambil sholawatan dengan suara kencang. 

Ku tutup semua pintu dan jalan kaparkiran motor. 

Ketemulah dengan pakde Mustaqim yang sedang mencangkul kebunnya. 

Aku samperi beliau, kami sambil ngobrol sejenak, lalu aku memetik cokak. 

Asyik hari ini, healing ala anak kampung, senengnya aku menjadi cah ndeso, healing tiap waktu. 

Naik loteng healing, kesawah healing, kesungai healing, melangkah sedikit healing, masya'alloh tabarokalloh. 

Sampai dengan ini main hape latihan menulis pun menjadi media ku healing. 

Sudah pukul 21:27 WIB, cukup aku akhiri latihan menulis kali ini. 

InsyaAlloh besok sore latihan menulis lagi. 

Mohon maaf lahir dan batin dan mohon kritik dan sarannya agar karya tulis ku yang buruk ini menjadi lebih baik lagi. 

Salam dari pelosok Desa untuk Indonesia Jaya. 

Indonesia sehat, Indonesia hebat, Indonesia kuat. 

Indonesia cerdas, Indonesia emas. 

Terus melaju, melesat untuk Indonesia maju. 

Matur sembah nuwun. 

Nitip sehat, semangArt dan jangan lupa bahagia. 

Sukseskan pemilu dengan damai, jujur dan adil walau antara pasangan kandidat saling sindir.

Pilihan terbaiknya adalah dengan menolak politik uang dan mau melaporkan segala bentuk kecurangan. 

Semoga pemimpin yang terpilih menjadi pemimpin yang bertanggung jawab, siddiq, amanah, tabligh dan fatonah. 

Pun do'a ku selalu untuk Palestina, I love Palestina. Merdeka!!! 

Sesegera mungkin Palestina Merdeka, utuh menjadi satu bangsa kembali seperti dahulu. 

Semoga Yahudi zionis Israel segera mendapatkan kejutan hadiah karma oleh Alloh SWT. 

Sudah pukul 21:41 WIB, mari rehat, nikmati tidur mumpung masih didunia, jangan mimpikian aku.

Salam sejahtera untuk masa depan!!! 

Palestina Merdeka!!! 

Palestina Merdeka!!! 

Palestina Merdeka!!! 

Allohu Akbar!!! 

Alhamdulillah. 

Barokalloh. 

Wassalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun