Siang tadi sangat terik, semua jamaah mencari tempat yang teduh.Â
Banyak duduk dibawah pohon, jarak jauh dengan makam.
Hanya para Kyai dan beberapa keluarga yang dekat dengan makam.Â
Aku turut kepanasan, tapi aku membelakangi matahari agar tidak silau.Â
Kalau mau neduh sebenarnya bisa, tapi jauh, khawatir kalau tidak dengar suara tahlilnya.Â
Hampir satu jam badan turut dijemur, tapi asyik aja sih.Â
Imam tahlil bacanya buru-buru karena sudah kepanasan, terik banget.Â
Dampak EL NINO, tapi bagus sih, jadi corona bener-bener mati kepanasan.Â
Terima kasih EL NINO, musnahkan corona, bakar habis.Â
Pulang tahlil biasa ke rumah pemilik hajat untuk ambil berkat besek tahlil dengan bungkus plastik hitam.Â
Terus pulang sampai rumah sekitar jam setengah dua.Â