Mohon tunggu...
Nafla Rizqyanisa
Nafla Rizqyanisa Mohon Tunggu... Editor - Murid yang iseng.

Hanya mencoba-coba megisi blog artikel:)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Perahu Kecil di Lautan Lepas

23 November 2023   23:49 Diperbarui: 24 November 2023   02:31 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Aku juga bisa membantu, tapi kita tetap harus memaksa Erna untuk bekerja," Rafi kembali menegaskan.

Kami akhirnya bekerja dengan sumber daya manusia seadanya. Ditambah lagi dengan Jessi yang menyambi keperluan OSISnya. Aku tidak bisa membayangkan beban yang menggunung di punggung teman-temanku ini.

3 jam berlalu, kami yang lelah banting tulang dikebut-kebut oleh Ibu Ketua ini akhirnya selesai juga. Otakku terasa terbakar, punggungku seperti sudah tak bertulang. Aku bersyukur, sangat bersyukur, bebanku yang ini dapat selesai dalam sehari. Hal ini juga disokong oleh teman-temanku yang telah membuang sepersekian masa mudanya untuk menyelesaikan masalah bersama, sedangkan ada yang berleha-leha.

"Rek, kita sudah kerja keras sekali hari ini," aku menambahkan sepatah dua patah kata untuk menutup kerja kelompok hari ini, "terima kasih banyak sudah rela lelah,"

"Kamu juga sudah bekerja dengan baik hari ini, Ndri! Aku perlu mengantar kamu pulang, kah?" Tawar Jessi, setelah seharian merodi.

"Ah, nggak usah, Jess. Kamu sebaiknya istirahat saja," Jawabku sungkan.

Aku akhirnya berangkat menyusuri jalanan untuk ketiga kalinya hari ini - sekarang dengan pengendara ojek online. Tidak semenyenangkan jika diantar Jessi, tapi aku hanya ingin pulang dan istirahat.

Aku sudah tidak memperhatikan sekelilingku ketika menaiki ojek ini. Yang kuingat terus, langitnya sudah mulai jingga, awan semakin menggelap. Benar-benar suasana penuh kedamaian yang cocok untuk beristirahat. Kecepatan motornya juga sesuai dengan kondisiku, tidak yang menantang adrenalin seperti Jessi.

"Rumah saya yang berpagar hijau itu, pak," Aku menuntun bapak pengemudiku.

"Siap, terima kasih, mbak! Selamat istirahat!" Sapa bapak itu dengan ramah.

Aku tidak menyadari seberapa aku membutuhkan sapaan itu. Rasanya aku dimengerti, dunia juga paham bahwa aku sedang lelah. Aku membuka aplikasi ojek onlineku, memberi bapak itu sedikit tip, dan lanjut berjalan memasuki lahan rumahku yang kosong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun