Islam Nusantara juga mewarisi banyak kearifan lokal lainnya. Wajar untuk menghormati leluhur Agama dan nilai-nilai yang menjadi kesepakatan masyarakat, kelenturan dan Fleksibilitas dalam pengaturan tampilan dan termasuk keyakinan agama Tingkatkan toleransi sambil mempertahankan selektivitas berasal dari budaya asing serta ukhwah Islamiyah terjalin dengan persamaan menjadi karakteristik sebagai warisan Islam asli nusantara.
KepesantrenanÂ
Istilah pesantren merupakan kelanjutan dari kata pesantren, disini pesantren diartikan sebagai lembaga pendidikan Islam dengan sistem pengajaran dan latihan tersendiri, dimana pesantren dalam kajian ini berarti program kegiatan di lembaga pendidikan Islam (sekolah/madrasah) yang mengikuti atau meniru bentuk kegiatan lain yang biasa dilakukan di sekolah tani untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pada dasarnya kata pesantren adalah tempat pendidikan Islam tradisional yang juga memiliki asrama untuk pelajar atau mahasiswa. Dengan kata lain, santri hidup bersama dan belajar agama di bawah asuhan guru yang disebut kiai.
Asal usul pesantren telah diklaim dikenal sebagai Syekh Maulana Malik Ibrahim atau lebih dikenal Bersama Sunan, Ampel mendirikan pertapaan di Ampel, Surabaya, Jawa Timur. Meskipun. saat itu tidak disebut sebagai petani, namun bisa dikatakan aksi Sunan Ampel ini menjadi cikal bakal pesantren di Indonesia. Dengan Sois Ampel Dental, hadiah dari Raja Majapahit, beliau membangun dan mengembangkan pesantren. Pertama, dia merangkul masyarakat di sekitarnya. Sejak pertengahan abad ke-16, para petani menjadi pusat pembelajaran yang memiliki pengaruh besar bahkan di nusantara di luar negeri Diantara santri tersebut adalah Sunan Giri dan Raden Patah.Â
Volume satuan murid kemudian disebar untuk berdakwah di berbagai penjuru Jawa dan Madura. Sejak awal abad ke-19, Kiai Hasan Besari memegang peranan penting dan mendirikan pesantren di Tegalsar, Ponorogo, Jawa Timur. Sultan Paku Buwono II mendirikan Pesantren Tegalsar pada tahun 1742 sebagai rasa syukur Kepada Kiai Hasan Besar. Kemudian, menjelang akhir abad itu, datanglah sarjana besar lainnya Melayani dalam kapasitas juga Kiai Kholil dari Bangkalan, Madura.Â
itu jumlahnya Mendorong hadirnya ulama besar lain yang juga mendirikan pesantren, yakni Kiai Hasyim Asy'ari Kiai Hasyim Asy'ari mendirikan Pesantren Tebu Ireng di Jombang dan mendirikan Nahdlatul Ulama (NU), kini menjadi pesantren terbesar. di Indonesia. Di sisi lain, guru Kiai Hasyim Mekkah, Kiai Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah pusat pendidikan Islam yang didirikan lebih modern, kurikulumnya sedikit berbeda. Kini, seiring berjalannya waktu, pesantren menjadi semakin modern baik dari segi kurikulum juga struktur fisiknya bangunan. maupun struktur fisik bangunannya. Namun, kesederhanaan dan keikhlasan yang diekspresikan dalam kehidupan para kiai dan santrinya tetap menjadi nilai yang paling utama untuk ditiru dalam ajaran pesantren.
Ciri-ciri Lembaga pendidikan kepesantrenan memiliki karakteristik yang sangat penting serta  umum ditandai dengan:
1. Kyai, sebagai tokoh yang juga biasanya pemilik
2. Santri, yang belajar dari Kyai
3. Asrama, sebagai tempat santri beristirahat, dan  masjid sebagai tempat beribadah.
4. Ada sistem pengajian dengan metode pembelajaran agama (Weto, Sorogan dan