Mohon tunggu...
nafilahroihanah
nafilahroihanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Nafilah Roihanah saya Mahasiswa psikologi dari Universitas Islam Riau yang mana saya baru memulai perkuliahan pada Tahun 2024

saya tamatan dari SMK Taruna Satria Pekanbaru dan memiliki Hobi menulis serta membaca dan mencari tahu perkembangan teknologi yang berkembang saat ini

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Gangguan Disosiatif

3 Januari 2025   21:21 Diperbarui: 3 Januari 2025   21:19 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gangguan identitas Disosiatif(https://mediacerita.com/kenali-gangguan-identitas-disosiatif-sekitarmu/)

Pendekatan Pengobatan untuk Gangguan Disosiatif

Pengobatan gangguan disosiatif memerlukan pendekatan yang holistik dan multidisipliner, mengingat kompleksitas gangguan ini yang melibatkan aspek psikologis, emosional, dan terkadang fisik. Tujuan utama pengobatan adalah membantu individu mengatasi trauma yang mendasari gangguan disosiatif dan memperbaiki integrasi antara kesadaran, ingatan, identitas, dan persepsi diri. Berikut ini adalah beberapa pendekatan pengobatan yang umum digunakan:

1. Psikoterapi

Psikoterapi adalah pendekatan utama dalam pengobatan gangguan disosiatif. Terapi ini berfokus pada membantu individu mengidentifikasi, memproses, dan mengatasi pengalaman traumatis yang menjadi penyebab utama gangguan mereka. Beberapa jenis terapi yang sering digunakan antara lain:

  • Terapi Perilaku Kognitif (CBT)
    Terapi perilaku kognitif adalah pendekatan yang membantu individu mengidentifikasi dan mengubah pola pikir atau perilaku yang tidak sehat. Dalam konteks gangguan disosiatif, CBT digunakan untuk membantu pasien mengenali hubungan antara pengalaman traumatis dan gejala disosiatif yang mereka alami. Terapi ini bertujuan untuk menggantikan cara berpikir yang mengarah pada disosiasi dengan pola pikir yang lebih adaptif dan sehat.

  • Terapi Pemrosesan Trauma (Trauma-Focused Therapy)
    Terapi ini dirancang untuk membantu individu memproses trauma yang mendasari gangguan disosiatif. Teknik-teknik dalam terapi pemrosesan trauma sering kali melibatkan pemaparan kembali kepada peristiwa traumatis dengan cara yang aman dan terkontrol, sehingga individu dapat menghadapi dan memaknai perasaan atau ingatan tersebut. Salah satu pendekatan yang digunakan dalam terapi ini adalah Eye Movement Desensitization and Reprocessing (EMDR), yang dapat membantu pasien memproses kenangan traumatis dengan lebih efektif.

  • Terapi Integratif
    Terapi ini berfokus pada membantu individu mengintegrasikan berbagai identitas atau kepribadian yang terpisah dalam kasus gangguan identitas disosiatif (DID). Terapi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran diri dan memungkinkan individu untuk mengharmonisasikan aspek-aspek yang terpisah dari identitas mereka, membantu mereka untuk hidup lebih kohesif dan fungsional.

2. Pendekatan Medis

Dalam beberapa kasus, terapi psikologis saja tidak cukup untuk mengatasi gejala yang muncul dalam gangguan disosiatif. Oleh karena itu, pengobatan medis mungkin diperlukan untuk membantu mengelola gejala yang terkait, seperti kecemasan, depresi, atau gangguan tidur. Beberapa jenis obat yang dapat digunakan adalah:

  • Antidepresan
    Obat-obatan ini dapat digunakan untuk mengatasi gejala depresi atau kecemasan yang sering muncul bersamaan dengan gangguan disosiatif. Antidepresan bekerja dengan menyeimbangkan kadar neurotransmitter dalam otak yang mempengaruhi suasana hati.

  • Antianxiety (Obat Anti-Kecemasan)
    Jika kecemasan menjadi salah satu gejala utama, obat-obatan untuk mengurangi kecemasan dapat diberikan, misalnya benzodiazepine atau jenis obat lain yang lebih aman untuk penggunaan jangka panjang.

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
    Lihat Pendidikan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun