Mohon tunggu...
Nadziraturrahma
Nadziraturrahma Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - XII MIPA 4

fill your life with happiness

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sang Patriot Pujangga Tanah Air

21 November 2021   14:56 Diperbarui: 21 November 2021   15:05 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tidak, aku menolak perintah ini karena aku tidak mau menangkap pimpinan atau atasannya sendiri. Aku hanya mau menangkap para pemberontak sekiranya mempunyai perintah langsung dari Kepala Staf militer RI, Jendral Soedirman", kata Lt. Kol. Soeharto.

"Dasar perwira koppig! Keras kepala sekali kau! Jika kau tak mau melakukan tugas ini, siapkan saja sebuah strategi untuk menjebak mereka", kata Soekarno

"Baiklah, saya akan menyusun strategi untuk masalah ini. Saya akan berpura-pura bersimpati pada pemberontakan dan menawarkan perlindungan pada Mayjen Soedarsono dan ke-14 orang pimpinan di markas resimen tentara di Wiyoro.", kata Lt. Kol. Soeharto.

--Malam harinya--

"Salam hormat mayor! Anda diminta untuk menghadap Presiden RI di Istana Presiden di Yogyakarta. Ayo mayor, kau sudah ditunggu!", kata Lt. Kol. Soeharto.

Secara sembunyi-sembunyi, Lt. Kol. Soeharto menghubungi pasukan pengawal Presiden dan memberitahukan strategi rencana kedatangan Mayjen Soedarsono dan pimpinan pemberontak. Akhirnya, pada 3 Juli 1946, Mayjen Soedarsono dan pimpinan pemberontak sukses dilucuti senjatanya dan ditangkap oleh pasukan pengawal presiden. Peristiwa ini dikenal dengan sebutan pemberontakan 3 Juli 1946 yang gagal.

--Akhir hayat--

Setelah berlangsungnya kasus PRRI 1958, hubungan Sutan Syahrir dan Soekarno mengalami keretakan dan makin memburuk sampai pada ujungnya PSI dihentikan tahun 1960. Lalu, pada 1962-1965, Syahrir ditangkap dan dipenjarakan tanpa diadili sampai menderita penyakit stroke. Tanggal 9 April 1966 dikenag sebagai hari yang sangat memilukan,  di mana Sutan Syahrir menghembuskan nafas terakhirnya di Swiss.

Suasana yang sangat mengiris jiwa hingga hampir menembus raga. Sekawan burung gagak mulai berkecambuk. Mengatakan pada dunia bahwa 'Seisi jagat raya, lihatlah salah seorang pejuang tangguhmu telah pergi meninggalkan bumi'. Selamat beristirahat dalam damai patriot pujangga tanah air. Pengorbananmu akan menjelma menjadi balutan aksara, yang tak disangka antologimu sebuah mahakarya. Tenang saja, bumi telah mencatat namamu didalam negeri, dan terkenang menjadi dongeng anak negeri. Ribuan terimakasih yang terucap untuk perjuangan yang sangat tertancap. Pahlawan, darah dan semangat juangmu akan selalu terkenang sepanjang masa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun