Mohon tunggu...
Nadziraturrahma
Nadziraturrahma Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - XII MIPA 4

fill your life with happiness

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sang Patriot Pujangga Tanah Air

21 November 2021   14:56 Diperbarui: 21 November 2021   15:05 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada akhirnya, dia berhasil menyelesaikan pendidikannya di sekolah MULO di Ajang pada, mengenyam sekolah dasar (ELS) dan sekolah menengah (MULO) terbaik di Medan. Kemudian, dia melanjutkan pendidikannya lagi ke lanjutan atas (AMS) di Bandung pada 1926, sekolah termahal di Hindia Belanda saat itu. Tak berhenti sampai  disitu, perjuangannya dalam bidang pendidikan dilanjutkan dengan bergabungnya ia dalam Himpunan Teater Mahasiswa Indonesia (Batovis) sebagai sutradara, penulis skenario, dan juga aktor. Hasil dari pementasan itu ia gunakan untuk mencukupi biaya sekolah yang dia dirikan, Tjahja Volksuniversiteit, Cahaya Universitas Rakyat. Semangatnya sangat besar untuk pendidikan, menggelora tanpa batas. Tanpa biaya dari orang tua pun dia mampu berdiri sendiri. Semangatnya patut diacungi jempol, pemuda tangguh dengan tekad yang sungguh-sungguh.

--Disekolah--

"Kamu anak yang cerdas. Mahir dalam menganalisa. Cakap dalam bicara dan perdebatan. Selamat menjadi yang terbaik diantara yang terbaik, bintang kelas", kata guru Syahrir di sekolah AMS Bandung, menatap penuh kebanggaan dan memegang pundak Syahrir.

"Terimakasih pak. Hal ini sudah sepatutnya saya lakukan. Selain untuk memberi kebanggaan kepada orang tua, ini juga merupakan motivasi saya dalam program aksi pendidikan melek huruf secara gratis untuk anak anak dari keluarga tak mampu dalam Tjahja Volksuniversiteit. Saya harus selalu berusaha menjadi yang terbaik, agar kelak sekolah yang saya dirikan bisa ikut membantu dalam mengatasi buta huruf di Indonesia", kata Syahrir dengan penuh keyakinan.

...

"Hey, pemimpin redaksi majalah himpunan pemuda nasionalis berhenti!!!!", kata polisi I.

"Nah, ketangkep kamu. Ayo ikut saya dan jelaskan di kantor", kata polisi II.

--Dikantor polisi--

"Tolong jelaskan mengapa kamu membandel membaca koran yang mengandung berita tentang pemberontakan PKI? Koran yang ditempel pada papan dan selalu diamankan polisi agar tak dibaca pada pelajar disekolah malah kamu baca. Mengapa kamu baca, hah?!", kata polisi III menunjuk Syahrir.

"Maaf pak sebelumnya, saya hanya ingin mengetahui apa yang melatarbelakangi pemberontakan itu dan kenapa bisa terjadi? Apakah itu salah?", kata Syahrir.

"Tidak salah, tapi itu melanggar! Apa yang menjamin kalau kamu tidak akan meniru aksi-aksi yang tercela itu?", kata polisi III dengan nada tegas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun