Rasanya percuma saja jika aku memberi tahu ridho semua hal aneh yang terjadi padaku. Lihat saja responnya sangat santai. Tak terasa mataharipun sudah berganti dengan bulan. Malam ini aku memutuskan untuk tidak tertidur sampai jam 2 malam agar aku tidak bermimpi yang aneh-aneh lagi. Sambil menunggu aku melihat foto-foto bersama ibu dan ayahku yang ada di smartphone. Sudah sangat lama aku tidak bertemu ibu dan adikku dikampung. Keasikan melihat foto tak terasa mataku sangat mengantuk dan tidak tertahankan. Karena sudah tidak kuat menahan kantuk aku memutuskan untuk tidur dan pasrah dengan apa yang terjadi.
      Benar saja tepat pukul 2 aku terbangun dan mendapatkan mimpi yang sama dengan sebelum-sebelumnya. Kali ini aku yakin pasti ada satu hal besar dibalik semua ini. Dengan tanpa rasa takut, penasaran, dan sedikit jengkel aku memutuskan untuk mengikuti perkataan kakek tua itu. yaitu menemuinya di tepat yang ia katakan. Beranjak dari tempat tidur dan mengenakan jaket aku meyakinkan hati danmulai menaiki motor ini. Saat malam hari desa ini sangat gelap dan dingin. Hanya beberapa rumah saja yang tampak terang, sebab belum semua rumah disini yang mendapatkan arus listrik. Hanya dengan lampu motor ini aku dapat melihat jalan di desa ini.
      Sesampainya di tempat dimana aku pertama kali bertemu kakek itu, aku tidak melihat seorang pun disana hanya kegelapan yang dapatkulihat dan gagak yang terbang hilir mudik diatas sana. Cukup lama aku berdiam disana tetapi tidak ada yang terjadi. Mungkin ridho benar tidurku hanya diganggu setan dan tidak seharusnya aku mengikuti kata-kata setan tersebut. Lalu aku memutuskan untuk kembali kerumah. Namun baru saja kakiku melangkah aku dikagetkan oleh tepukan dipundak ku. Ya dia yang akan kutemui. Ternyata kakek itu yang tiba-tiba muncul dibelakangku. Ketika melihatnya aku langsung bertanya " siapa kamu sebenarnya kek? Mengapa selalu muncul dimimpiku?" tetapi dia hanya berdiam dan berjalan ke arah dimana dia muncul.
      Tanpa berkata apapun aku mengikuti kemana kakek itu pergi. Ternyata aku dibawa kesebuah pondok yang hanya diterangi oleh sebatang lilin. Disitu kakek itu menyuruhku duduk dan memberikanku sebuah kertas yang bertulis aksara jawa. Di bagian ujung kertas itu terdapat tulisan yang sama dengan yang ada digelangku. Kakek itu masih belum berbicara sepatah katapun. Aku hanya melihatnya dan masih heran kertas apa ini. Cukup lama aku menunggu kakek tersebut tiba-tiba dia duduk di hadapanku dan memberiku sebuah foto seorang laki-laki dan anak bayi yang menggunakan gelang yang sama dengan yang kupakai. Belum sempat aku bertanya tiba-tiba kakek itu mengeluarkan suara dan berkata "akhirnya kamu kembali juga nak".
      Dengan heran aku terdiam dan mencerna apa maksud dari ucapan kakek itu. Akupun bertanya apa maksud kakek itu. Lalu dengan perlahan kakek itu menjelaskan kepadaku apa yang sebenernya terjadi.
"kau sudah kutunggu sejak lama nak, bahkan dari sejak kepergian ayahmu dari desa ini. Kau lihat foto itu? itu adalah ayah mu dan yang bayi itu adalah dirimu. Kau lihat gelang itu sama dengan yang dikenakan bayi itu, dan tulisan yang ada digelang itu sama dengan yang ada di kertas ini. apa kau tau apa arti dari tulisan tersebut?" tanya kakek itu sambil melihatku
"t-tidak kek, memang apa arti dari tulisan-tulisan ini?" tanyaku kembali.
"Tulisan-tulisan ini adalah sebuah jimat dan mantra yang telah ditulis ayahmu dengan tetesan darahmu ketika kamu baru lahir. Dulu ayah mu adalah orang tersakti dikampung ini.ia terkenal akibat kesaktiannya. Sampai akhirnya ia menikah dengan ibumu. Pernikahan mereka tidak disetujui oleh guru ayahmu dan apabila mereka menikah kehidupan mereka tidak akan berjalan dengan lancar dan susah mendapatkan keturunan, begitu sumpah guru ayahmu. Tetapi karena cinta ayahmu tetap menikahi ibumu. Ternyata sumpah guru ayahmu benar terjadi. Bertahun-tahun ayah dan ibumu menunggu kehadiran seorang buah hati. Sampai akhirnya ibumu hamil seorang anak laki-laki yang lahir tepat dimalam saat sumpah serapah guru ayahmu terujar." Jelas kakek itu.
"lalu apa maksud semua ini kek? Apa kematian ayahku ada sangkut pautnya dengan semua ini?" tanyaku penasaran.
"ya. Ayah mu meninggal akibat melindungi nyawa keluarganya. Sumpah gurunya itu akan terus berlanjut ke keturunannya melalui anak laki-lakinya. Jika sumpah ini tidak dihentikan maka akan berlanjut hingga keturunan-keturunan berikutnya". Jawab kakek itu.
"Lalu bagaimana kek cara menyelesaikan ini semua? Apa yang harus aku lakukan?" jawabku dengan perasaan yang sudah tidak karuan.