"Mengapa bisa gelang ini berada disini? Tadi malam sudah kumasukkan ke dalam tas. Apa ini isyarat aku harus selalu mengenakan gelang ini? Apa gelang ini ternyata adalah sebuah jimat?"
      Pertanyaan-pertanyaan itu terus muncul didalam otakku. Takut terjadi yang tidak-tidak aku mengenakan gelang tersebut dan melanjutkan mandiku yang sempat tertunda tadi. Setelah selesai mandi dan bersiap ternyata rekanku dan pak kades sudah ada di depan rumah. Pak kades sedang menceritakan bagaimana seluk beluk desa ini kepada Ridho(rekan kerjaku). Ketika aku datang pembicaraan mereka terhenti. Setelah itu kami melanjutkan perbincangan seputar desa dan kasus-kasus yang perna terjadi disini.
      Setelah berbincang-bincang aku dan ridho berpamitan untuk melakukan liputan di lokasi kejadian. Sebelum pergi pak kades berpesan apabila bertemu kakek tua, jangan hiraukan atau jangan berbicara dengannya. Belum sempat aku bertanya alasan nya, ridho langsung menancap gas motor yang sudah dipinjamkan pak kades dengan kencang. Di perjalanan aku dan ridho membicarakan seputar desa ini. Ridho bercerita bahwa desa ini seperti desanya dikampung bersih dan asri. Aku hanya mendengarkan ocehan ridho. Otak ku dipenuhi pertanyaan tentang hal-hal aneh didesa ini.
"Apa alasan dibalik larangan pak Kades tersebut? Apakah kakek yang di maksud pak kades adalah kakek yang memberikan ku gelang aneh ini? Apakah aku sudha melanggar perintah pak kades?". Otak ku terus berpikiran aneh tentang desa ini. Seketika aku di kagetkan oleh ridho yang tiba-tiba rem mendadak karena ia hampir menabrak kucing yang melintas.
      Sontak aku memukul bahu ridho. Tiba-tiba ada kakek-kakek yang datang dari arah belakang kami dan menepuk pundakku. Karena terkejut akupun melihat arah belakang. Ridho yang ingat dengan peringatn pak kadespun langsung menancap gasnya tanpa menghiraukan kakek-kakek tersebut. Aku hanya terdiam dan kaget dengan apa yang barusan terjadi. Perjalanan pun kami lanjutkan tanpa adanya obrolan apapun. Sesampainya di lokasi kami sudah disambut oleh pak tirjo dan istrinya yang akan menjadi narasumber kami.
      Setelah berbincang dan basa basi kamipun memulai liputan berita. Setelah lebih kurang 1 jam, liputan kamipun selesai. Liputan berjalan lancar tanpa adanya gangguan. Pak tirjo dan istri yang sangat baik dan ramah serta memberikan informasi yang jelas sangat membantu pekerjaanku dan ridho. Ketika beristirahat sambil memakan hidangan yang disediakan istri pak tirjo, tiba-tiba istri pak tirjo bertanya kepada kami.
"Mengapa kalian bisa tau soal kasus-kasus aneh yang terjadi di desa ini?" ujarnya sambil menyerahkan kue dan minuman.
"kami hanya mendapat tugas dari kantor buk" jawabku sambil menerima kue pemberian istri pak tirjo.
"tadi kalian tidak bertemu kakek tua kan diperjalanan menuju lokasi ini?" tanya istri pak tirjo dengan sedikit gugup
"uhuk huk m-maksud ibuk?" ujarku yang tersedak karena mendengar pertanyaan istri pak tirjo.
      Pak tirjopun menegur istrinya karena bertanya tentang hal tersebut. Pak tirjo bilang jangan memikirkan pertanyaan istrinya tadi. Aku dan ridho hanya bisa saling tatap dan bertanya-tanya sebenarnya ada apa didesa ini. Setelah selesai beristirahat aku dan ridho berpamitan kepada pak tirjo untuk kembali ke desa karena langit sudah mulai gelap. Istri pak tirjo memberikan kami bekal makanan untuk kami makan sesampainya didesa nanti.