Sepasang kekasih tersenyum padanya dan mereka menyadari lukisan itu adalah karyanya. Tak lama datang dua orang pemuda. Mereka mengatakan sesuatu tentang lukisan itu.
“Lukisan yang aneh. Aku tidak suka perpaduan warnanya. Benar-benar aneh.”, sahut salah satunya.
“Jembatannya aneh, aku tidak pernah lihat jembatan dilukis seperti itu. Aku rasa adik bungsuku bisa melukis lebih baik. Hahaha.”, kritik yang lainnya dengan angkuh.
Sepasang kekasih yang tadi memuji lukisan, tampak jengkel dengan perkataan kedua pemuda tersebut. Tak lama kedua pemuda pergi meninggalkan lukisan itu dan mulai mendatangi lukisan lain.
“Mengapa kamu tidak menegur mereka? Aku rasa mereka tidak tahu apa-apa dan hanya bisa mengkritik bagaimana karya seni itu dibuat.”, tanya sang wanita kepada pelukis.
“Jika aku jadimu, aku akan marah besar.”, tambah sang pria.
Pelukis tersebut hanya tersenyum. Ia berkata,
“Sekarang coba kalian lihat lagi lukisanku ini.”, kata pelukis.
“Setelah mereka mengolok lukisanku, apakah ada yang berubah? Apakah warna biru pada air terjunnya meluntur? Apakah warna jingga pada langit senjanya memudar? Apakah garis-garis pada jembatannya jadi tidak sejajar?”
Sepasang kekasih menggelengkan kepala.
“Tidak. Itu tetap indah seperti pertama kami lihat.”, jawab sepasang kekasih bersamaan.