Mohon tunggu...
Nadiyatul Kholifah
Nadiyatul Kholifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

semangat pejuang gelar!!!

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Konsep, Model, dan Metode dalam Evaluasi Pembelajaran

4 Juni 2024   20:39 Diperbarui: 4 Juni 2024   21:05 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Model ini awalnya dikembangkan di Inggris dan erat kaitannya dengan pendekatan antropologis. Salah satu figur sentral di dalamnya adalah Malcolm Parlett. Tujuan evaluasi dalam model ini adalah untuk melakukan penyelidikan menyeluruh tentang sistem yang sedang dievaluasi. Studi ini difokuskan pada masalah implementasi sistem, kelebihan dan kekurangan sistem, serta dampaknya terhadap proses pembelajaran siswa. Evaluasi dalam model ini menitikberatkan pada penjelasan dan penafsiran daripada pengukuran dan prediksi seperti dalam model-model sebelumnya. Lingkup evaluasi meliputi sejarah dan evolusi sistem, pelaksanaan proses, prestasi belajar siswa, serta kendala yang timbul dari tahap perencanaan hingga implementasi di lapangan, termasuk aspek kurikulum yang nyata dan tersembunyi.

Dalam domain evaluasi, terdapat beragam model yang berbeda dalam struktur atau kerangka kerjanya, meskipun ada beberapa persamaan di antara mereka. Model-model evaluasi dapat dikelompokkan sebagai berikut:

  • Jenis evaluasi yang mengandalkan pendekatan kuantitatif, seperti yang digunakan dalam model Tyler, model teoretis Taylor dan Maguire, model pendekatan sistem Alkin, model Countenance Stake, model CIPP, dan model ekonomi mikro.
  • Sebaliknya, jenis evaluasi yang mengadopsi pendekatan kualitatif mencakup model studi kasus, model iluminatif, dan model responsif.

Untuk memperluas pemahaman tentang berbagai model tersebut, berikut ini diberikan beberapa penjelasan tentang model-model tersebut, baik yang menggunakan pendekatan kuantitatif maupun kualitatif.

a) Model Berorientasi Tujuan (Goal-Oriented Evaluation) 

Model evaluasi ini merupakan pendekatan inovatif yang menitikberatkan pada pencapaian tujuan program yang telah ditetapkan sebelumnya. Evaluasi dilakukan secara terus-menerus untuk mengevaluasi sejauh mana tujuan tersebut tercapai selama berlangsungnya program. Model ini awalnya diperkenalkan oleh Tyler.

 Model ini umumnya digunakan dalam struktur kurikulum di berbagai negara, yang mencakup sasaran pembelajaran umum dan spesifik. Kedua jenis tujuan ini digunakan sebagai acuan untuk menilai pencapaian pembelajaran dan menjadi instrumen evaluasi untuk mengukur efektivitas pengajaran dan pembelajaran di dalam kelas. Dalam konteks ini, evaluasi merupakan proses pengukuran untuk menentukan sejauh mana tujuan pembelajaran tercapai. Model ini praktis karena hasil yang diinginkan dapat diukur menggunakan standar yang telah ditetapkan sebelumnya.

Evaluasi program dalam konteks pendidikan mempertimbangkan delapan dimensi penting, seperti pengajaran, diagnosa (untuk perbaikan), pencapaian hasil belajar, fungsi seleksi, konseling (panduan), penempatan, evaluasi lembaga, dan kurikulum. Pendekatan evaluasi proses bertujuan untuk menilai pencapaian tujuan pendidikan dan juga untuk meningkatkan serta mengatur pelaksanaannya. Di samping itu, evaluasi kegiatan pendidikan dari perspektif kelembagaan mencakup berbagai tahapan, mulai dari perancangan, desain, pembuatan program, pengaturan, pelaksanaan, pengawasan, hingga penilaian.

Dengan menggunakan pendekatan yang berfokus pada tujuan, secara konseptual, ada tiga aspek utama yang relevan: kegiatan, hasil, dan metode pengukuran hasil. Tujuan dari pendekatan ini adalah membantu guru dalam menetapkan tujuan dan menjelaskan bagaimana tujuan tersebut terhubung dengan aktivitas pembelajaran. Apabila tujuan pembelajaran dapat diamati dan diukur, evaluasi pembelajaran menjadi lebih mudah dan praktis. Pendekatan ini juga membantu guru dalam merancang aktivitas pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Instrumen evaluasi yang digunakan disesuaikan dengan tujuan yang ingin diukur. Hasil evaluasi mencerminkan sejauh mana program pembelajaran berhasil berdasarkan kriteria program yang spesifik. Keunggulan dari pendekatan ini adalah hubungan yang jelas antara tujuan dan aktivitas pembelajaran, serta penekanan pada peran siswa dalam proses pembelajaran. Namun, kelemahannya adalah potensi untuk dievaluasi secara berlebihan yang dapat memiliki dampak yang tidak diinginkan. 

b) Goal Free Evaluation (Model Evaluasi Bebas Sasaran)

Model evaluasi yang diperkenalkan oleh Michael Scriven bisa dianggap sebagai kontraposisi terhadap model yang dikembangkan oleh Tyler. Dalam pendekatan Scriven, evaluasi tidak mengikuti pendekatan yang berfokus pada tujuan program secara langsung, melainkan menggunakan pendekatan yang dikenal sebagai evaluasi lepas dari tujuan. Scriven berpendapat bahwa dalam proses evaluasi program, tidak perlu terlalu memusatkan perhatian pada tujuan program itu sendiri. Yang lebih esensial adalah untuk mengamati bagaimana program beroperasi dengan mengidentifikasi hasil-hasil yang terjadi, baik yang diinginkan maupun yang tidak. Hal ini karena terdapat risiko bahwa evaluator mungkin terlalu terperinci dalam mengevaluasi setiap tujuan spesifik. Meskipun mungkin saja semua tujuan spesifik tercapai, namun itu tidak selalu berarti bahwa hasilnya secara substansial mendukung tujuan umum. Karena itu, terlalu terfokus pada sejumlah besar tujuan khusus tanpa memperhatikan hubungannya dengan tujuan umum dapat mengakibatkan kurangnya manfaat dari evaluasi tersebut.

c) Formatif Sumatif Evaluation Model

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun