Mohon tunggu...
Nadiyatul Kholifah
Nadiyatul Kholifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

semangat pejuang gelar!!!

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Konsep, Model, dan Metode dalam Evaluasi Pembelajaran

4 Juni 2024   20:39 Diperbarui: 4 Juni 2024   21:05 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Uno, Hamzah, dan Satria (dalam Andri Kurniawan) menjelaskan bahwa penilaian proyek melibatkan evaluasi terhadap tugas yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu. Proses ini meliputi berbagai tahapan, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, hingga penyajian data. Menurut Kunandar, penilaian proyek adalah evaluasi terhadap tugas yang harus diselesaikan dalam batas waktu yang telah ditentukan, dengan penugasan dan pengumpulan tugas dilakukan sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Muslich menjelaskan bahwa penugasan atau penilaian proyek memberikan gambaran menyeluruh tentang kemampuan peserta didik dalam menerapkan konsep dan pemahaman suatu mata pelajaran. Metode ini memungkinkan guru untuk mengevaluasi kemampuan sesungguhnya dari setiap peserta didik.

Haryati menambahkan bahwa dalam merencanakan penilaian proyek, ada tiga faktor yang perlu dipertimbangkan:

  • Kemampuan manajemen: Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi, mengatur waktu, dan menyusun laporan.
  • Relevansi: Kesesuaian proyek dengan materi pelajaran yang diajarkan, serta mempertimbangkan tingkat pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran.
  • Keaslian: Proyek harus merupakan karya orisinal peserta didik, dengan bimbingan guru yang memberikan petunjuk, arahan, dan dukungan selama pelaksanaan proyek.

(e) Penilaian Produk

Penilaian produk melibatkan evaluasi terhadap kemampuan peserta didik dalam menciptakan produk, kualitas hasil akhirnya, serta memperhatikan proses pembuatannya. Ini mencakup kemampuan peserta didik dalam membuat berbagai produk dalam berbagai bidang seperti teknologi dan seni, termasuk makanan, pakaian, karya seni seperti patung, lukisan, dan gambar, serta barang-barang dari bahan seperti kayu, keramik, plastik, dan logam. Proses pengembangan produk ini terdiri dari tiga tahap yang masing-masing memerlukan evaluasi:

  • Proses Persiapan: Evaluasi dilakukan terhadap keterampilan peserta didik dalam merencanakan, menghasilkan ide, dan merancang produk.
  • Proses Pembuatan Produk: Evaluasi keterampilan peserta didik dalam memilih dan menerapkan bahan, peralatan, serta teknik yang sesuai.
  • Proses Penilaian: Evaluasi terhadap kemampuan peserta didik dalam menciptakan produk yang berfungsi dengan baik dan memenuhi standar estetika yang telah ditetapkan.

Penilaian produk dapat dilakukan dengan menggunakan dua pendekatan berbeda: holistik atau analitik:

  • Pendekatan holistik: Fokusnya adalah pada kesan keseluruhan yang diberikan oleh produk, biasanya diterapkan pada tahap akhir penilaian.
  • Pendekatan analitik: Lebih menekankan pada evaluasi aspek-aspek khusus dari produk, dan umumnya digunakan untuk semua kriteria selama proses pengembangan.

(f) Penilaian Portofolio

Menurut perspektif Sumarna Surapranata dan Mohammad Hatta (dalam Andri Kurniawan), portofolio mengacu pada kumpulan dokumen atau materi evaluasi yang digunakan oleh individu, kelompok, lembaga, atau entitas lainnya untuk mencatat dan mengevaluasi perkembangan suatu proses dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Guru memanfaatkan portofolio sebagai alat untuk mencatat semua materi dan sumber daya yang terlibat dalam proses pembelajaran, termasuk evaluasi diri dan evaluasi terhadap peserta didik. Dalam konteks penilaian, portofolio merupakan koleksi karya atau dokumen peserta didik yang terorganisir dan terkumpul selama periode pembelajaran. Guru dan peserta didik menggunakan portofolio ini untuk mengevaluasi dan memantau perkembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik dalam suatu mata pelajaran.

(g) Penilaian Diri (self assessment)

Menurut Sudaryono (dalam Andri Kurniawan), penilaian diri adalah metode evaluasi di mana peserta didik mengevaluasi kemajuan mereka sendiri terkait dengan status, proses, dan pencapaian kompetensi yang telah dipelajari dalam suatu mata pelajaran. Pendekatan ini berguna untuk menilai kompetensi dalam tiga aspek: kognitif, afektif, dan psikomotorik.

  • Dalam penilaian kompetensi kognitif, sebagai contoh, siswa diminta untuk mengevaluasi pemahaman mereka terhadap pengetahuan dan keterampilan berpikir dalam mata pelajaran tertentu. Evaluasi diri ini dilakukan berdasarkan kriteria atau referensi yang telah ditetapkan.
  • Untuk penilaian kompetensi afektif, peserta didik mungkin diminta untuk mengekspresikan perasaan mereka terhadap suatu objek melalui tulisan, kemudian menilai perasaan mereka sesuai dengan kriteria atau referensi yang telah ditetapkan.
  • Dalam penilaian kompetensi psikomotorik, peserta didik diminta untuk menilai tingkat penguasaan keterampilan tertentu berdasarkan pada kriteria atau pedoman yang telah ditetapkan.

Penilaian diri dilakukan dengan menggunakan kriteria yang jelas dan pendekatan yang objektif. Dalam konteks ini, proses penilaian diri oleh siswa di kelas melibatkan langkah-langkah berikut:

  • Mengidentifikasi kompetensi atau aspek kemampuan yang akan dievaluasi.
  • Menetapkan kriteria penilaian yang akan digunakan dalam evaluasi.
  • Merancang format penilaian, seperti panduan penilaian, daftar periksa, atau skala penilaian.
  • Mendorong siswa untuk mengevaluasi diri mereka sendiri.
  • Guru melakukan evaluasi terhadap sampel hasil penilaian secara acak untuk memastikan bahwa siswa melakukan penilaian diri dengan teliti dan obyektif.
  • Memberikan umpan balik kepada siswa berdasarkan hasil evaluasi dari sampel hasil penilaian yang dipilih secara acak.

Menurut Kementerian Pendidikan Nasional (Depdiknas), ada beberapa jenis penilaian diri (self-assessment), yang meliputi:

  • Penilaian Langsung dan Spesifik: Ini adalah evaluasi yang dilakukan secara langsung, baik selama maupun setelah menyelesaikan tugas, untuk mengevaluasi aspek-aspek kompetensi tertentu dalam suatu mata pelajaran.
  • Penilaian Tidak Langsung dan Holistik: Dilakukan dalam jangka waktu yang lebih panjang untuk memberikan evaluasi menyeluruh terhadap kemajuan siswa.
  • Penilaian Sosio-Afektif (Socio-Affective Assessment), yang menilai aspek afektif atau emosional siswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun