Bagi penggemar Dream Theater, terutama para die hard, lagu ini mungkin tak bakal keluar dari mulut mereka jika ditanya "sebut lima judul lagu Dream Theater terfavoritmu". Saya cukup berani menjamin. Meski bukan die hard, saya pun akan menjawab demikian.
Bahkan, sampai detik ini saya masih beranggapan sayang jika durasi konser mereka dipakai untuk lagu The Spirit Carries On. Soalnya ada banyak judul yang lebih saya ingin tonton secara langsung ketimbang lagu ini.
Meski demikian, saya juga cukup berani jamin kalau hampir semua penggemar Dream Theater bakal sepakat bahwa lagu ini salah satu atau mungkin yang paling emosional.
Liriknya seolah "cherising death" alias merayakan kematian. Saya, dan mungkin banyak penggemar lainnya, ingin lagu ini diputar pada upacara pemakaman nanti.
Meski begitu, kematian tetaplah kematian. Setiap bagian liriknya meski terkesan merayakan kematian, tetaplah emosional.
Buat saya, bagian paling emosional, selain gitar solo Petrucci di tengah lagu, adalah bagian bridge, yang bunyi liriknya seperti ini:Â
"Move on, be brave. Don't weep at my grave. Because I am no longer here. But please never let your memory of me disappear."
Ah, menyayat betul. Sekaligus indah. Agak berlebihan kedengarannya, tapi saya bisa berlinang air mata membayangkan orang tercinta pergi, tapi meninggalkan catatan seperti ini buat saya yang sedang menangisi kepergiannya.
Lagu ini hampir tidak pernah gagal membuat saya menangis setiap diputar. Rasanya sempurna dari awal sampai akhir. Terutama ketika bridge itu diikuti gitar solo epic dari Petrucci dan dilanjutkan chorus yang menyiratkan harapan.
Cobalah dengar untuk membuktikannya. Tapi jika itu pertama kali Anda mendengarkannya, cobalah mendengarkan sedikitnya dua kali, supaya emosi lagu ini benar-benar tersampaikan.Â
Omong-omong, 26 Oktober 2023 adalah anniversary album ini yang ke-24 tahun. Saya tidak sabar untuk merayakannya dengan memutar langsung seisi albumnya dan tenggelam di dalamnya.