Dalam hal ini kecerdasan buatan dapat digunakan untuk media promosi untuk menarik minat masyarakat untuk berkunjung dan bersama-sama melindungi kebudayaan atau kearifan lokal dari kerusakan atau kepunahan dengan melahirkan sebuah inovasi terbaru. Inovasi yang dimaksud ialah dengan menghadirkan fitur “Virtual Tour” atau “Online Tour” dan dapat juga berupa membuat aplikasi yang menghadirkan pembelajaran mengenai kearifan lokal, seperti aplikasi yang berisi tentang pembelajaran bahasa daerah. Dengan inovasi-inovasi tersebut pastinya akan dapat menarik minat lebih banyak masyarakat terutama bagi generasi muda, yang tidak dapat dipisahkan dengan teknologi.
e. Sebagai mahasiswa, peran yang dapat dilakukan selanjutnya ialah dengan memberikan edukasi, pemahaman, dan pengajaran terhadap masyarakat mengenai penggunaan kecerdasan buatan yang baik dan bijak.
Selain itu dapat juga berupa melatih kemampuan dan kompetensi masyarakat untuk menggunakan dan menguasai kecerdasan buatan, sehingga dari hal tersebut masyarakat selain dapat menggunakan dan menguasai kecerdasan buatan mereka dapat bijak dalam hal penggunaannya.
Apabila kelima peran tersebut dapat dikatakan sulit untuk diwujudkan, maka menurut penulis sebenarnya ada cara lain yang lebih sederhana lagi yang dapat dilakukan oleh mahasiswa dalam hal melestarikan dan mempromosikan kearifan lokal melalui kecerdasan buatan. Sebagai seorang mahasiswa yang sudah mendapatkan bekal ilmu pengetahuan dan pengalaman, seminimalnya kita dapat menggunakan dengan bijak kecerdasan buatan tersebut untuk menunjang kehidupan kita, yang perlu diperhatikan kecerdasan buatan itu diciptakan untuk membantu kehidupan kita bukan untuk menggantikan peran dan tugas kita sebagai seorang manusia.
Jadi pada intinya, menjaga dan melestarikan kebudayaan dan kearifan lokal itu sangat penting dilakukan guna untuk mencapai integrasi nasional dan persatuan dan kesatuan masyarakat. Apabila integrasi nasional dan persatuan dan kesatuan tersebut terbentuk, maka dapat menjadi modal untuk mencapai kesejahteraan masyarakat dan apabila kesejahteraan masyarakat itu tercapai, juga dapat dijadikan modal untuk mencapai tujuan negara yang tercantum pada Alinea ke empat UUD 1945. Pada era ini, salah satu cara untuk melestarikan kebudayaan dan kearifan lokal dapat melalui kecerdasan buatan. Namun, ada beberapa tantangan yang akan dihadapi dalam melestarikan kebudayaan dan kearifan lokal tersebut. Tantangan-tangan tersebut dapat diselesaikan dengan 5 upaya yang dapat dilakukan oleh masyarakat, dan secara khusus dapat dilakukan dengan beberapa peran mahasiswa sebagai "agent of change" atau agen perubahan dalam hal penggunaan kecerdasan buatan secara baik dan bijak.
Terakhir, Penulis berpesan bahwa gunakanlah kecerdasan buatan dengan batas sewajarnya saja jangan sampai kita apalagi sebagai seorang mahasiswa itu kecanduan dan terlalu bergantung kepada kecerdasan buatan. Sah-sah saja menggunakan kecerdasan buatan hanya sekadar untuk membantu tugas kita bukan untuk menyelesaikan tugas kita sepenuhnya. "Jadikanlah kecerdasan buatan sebagai teman berjuang untuk mencapai tujuan dan cita-cita kita, bukan dijadikan Tuhan yang mana kita selalu bergantung kepadanya".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H