d. peduli terhadap permasalahan sosial di sekitarnya, menumbuhkan kemampuan bernalar kritis, menumbuhkan semangat gotong royong, dan menumbuhkan kesadaran dengan selalu mementingkan kepentingan bersama daripada kepentingannya sendiri.
e. Jangan melupakan sejarah dan segala perjuangan panjang para pahlawan atau para pendiri negara dalam memperjuangkan Indonesia yang merdeka, bersatu, dan berdaulat.
5. Peran yang Dapat Dilakukan Mahasiswa sebagai Agen Perubahan
Mahasiswa, sebagai "agent of change" atau agen perubahan dituntut untuk dapat menyelesaikan permasalahan sosial yang ada di sekitarnya, apalagi permasalahan yang berkaitan dengan perkembangan teknologi. Hal ini dikarenakan, mahasiswa dalam sudut pandang masyarakat dianggap sebagai seorang yang memiliki kemampuan dan kompetensi lebih untuk dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan sosial di sekitarnya, apabila mahasiswa yang dikategorikan sebagai gen Z pastinya mereka sudah paham betul dan menguasai sepenuhnya teknologi yang sekarang sedang berkembang, salah satunya ialah perkembangan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI). Secara umum, peran mahasiswa untuk melestarikan kebudayaan dan kearifan lokal sama seperti 5 upaya yang telah dijelaskan sebelumnya. Namun, secara khusus dalam hal ini berarti peran mahasiswa menggunakan kecerdasan buatan sebagai upaya untuk melestarikan dan mempromosikan kebudayaan dan kearifan lokal menurut penulis (Nabil Hamida Ahmad) dapat dilakukan dengan  beberapa peran di bawah ini:
a. Memaksimalkan fitur dan teknologi yang ada di dalam Kecerdasan buatan sebagai upaya untuk melestarikan kebudayaan dan kearifan lokal.Â
Dalam hal ini kecerdasan buatan, dapat digunakan untuk memvisualisasikan kembali kebudayaan atau cagar budaya berbentuk benda yang telah rusak atau hilang sebelumnya. Dengan fitur ini, masyarakat akan mengetahui wujud visual dari benda tersebut sehingga dapat menumbuhkan rasa kebanggaan masyarakat, dan dari hal tersebut masyarakat akan termotivasi untuk menjaga dan terus melestarikan kebudayaan atau kearifan lokal yang ada di sekitarnya.
b. Memaksimalkan fitur dan teknologi yang ada di dalam Kecerdasan buatan sebagai upaya untuk memulai digitalisasi guna untuk melindungi dan menjaga kebudayaan atau kearifan lokal dari kerusakan atau kepunahan.Â
Upaya ini sebenarnya, lebih cocok digunakan untuk cagar budaya yang hampir atau mulai rusak. Hal ini karena kecerdasan buatan dapat menjadi fitur back up atau cadangan terutama dalam hal penyediaan data cagar budaya tersebut. Data yang dimaksud dapat berupa, informasi mengenai cagar budaya , foto atau dokumentasi cagar budaya , dan letak dari cagar budaya. Tujuannya, pertama agar masyarakat itu mengetahui dan mengenal cagar budaya tersebut, kedua masyarakat dan pihak pengelola dapat menjaga bersama-sama cagar budaya tersebut dari kerusakan, dan ketiga menyediakan cadangan data apabila suatu saat ternyata cagar budaya tersebut sudah rusak atau hilang. Sehingga, cagar budaya tersebut tidak termakan oleh perkembangan zaman dapat menjadi pembelajaran sejarah bagi generasi selanjutnya.
c. Membuat inovasi atau teknologi kecerdasan buatan sendiri
Dapat berisi tentang kebudayaan dan kearifan lokal yang ada di Indonesia secara lengkap, mudah dan akurat.
d. Memaksimalkan fitur dan teknologi yang ada di dalam Kecerdasan buatan sebagai media promosi