Namun, sejatinya penggunaan pospak ini juga yang mendominasi sampah plastik dari aktivitas rumah tangga. Bayangkan setiap hari seorang anak bisa ganti 4-6 kali pospak. Kalikan saja dengan waktu satu bulan, satu tahun, dua tahun, dan seterusnya, berapa banyak sampah plastik yang kita produksi?Â
Awal aku punya anak, aku berkomitmen sebisa mungkin meminimalisir menggunakan pospak. Dari baru lahir sampai sekitar usia 13 bulanan anakku tak pakai pospak, tapi menggunakan clodi (cloth diaper)Â yang bisa dipakai berulang kali.
Sempat memakai pospak dan sungguh muncul dilema dan rasa bersalah mencemari lingkungan ketika akan membuangnya. Bingung akan dibuang kemana sampah pospak ini.
Beruntung ketika usia 20 bulan anakku tidak mau dengan sendirinya menggunakan pospak. Kini anakku kalau akan buang air kecil maupun buang air besar akan memberitahuku.
4. Mengajarkan Anak untuk Menghemat Listrik dan Mematikan Lampu Apabila Tak Terpakai
Dari aku kecil, bapakku selalu mengajarkan untuk tidak boros energi. Ketika ada lampu yang masih menyala menjelang pagi hari, bapakku akan memintaku untuk segera mematikannya.Â
Bahkan di rumah bapakku dengan banyak ruang, hanya beberapa kamar saja yang dinyalakan lampunya. Memang terlihat sepele, tapi ini setidaknya berkontribusi untuk hemat energi.
Kita bisa juga mengajarkan anak-anak bijak dalam menggunakan listrik dan mematikan lampu apabila sedang tak digunakan.
Karena di Indonesia mayoritas masih menggunakan pembangkit listrik tenaga fosil. Ketika kita semakin boros listrik, kita berkontribusi juga mencemari lingkungan.
5. Mengurangi Penggunaan Kantong Plastik dalam Kegiatan Apapun Termasuk Belanja
Tahukah kamu bahwa sampah plastik itu butuh waktu sangat lama untuk terurai. Bahkan pernah ada konten yang menemukan bungkus mie instan versi dulu yang masih utuh.
Memang tak dapat dipungkiri bahwa kita tak bisa sepenuhnya lepas dari penggunaan kantong plastik. Namun, minimal kita perlahan mulai menguranginya.Â
Misalkan mengganti kantong plastik belanja dengan goodie bag yang bisa digunakan berkali-kali.Â