Gaya kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin menggerakkan dan mengarahkan bawahannya untuk melakukan tindakan-tindakan terarah yang menunjang tercapainya tujuan. Gaya kepemimpinan pada dasarnya bersifat sementara, sehingga terkadang sulit untuk menilai apakah seorang pemimpin menggunakan gaya kepemimpinan tersebut atau tidak. Faktor yang mempengaruhi gaya kepemimpinan seorang pemimpin adalah kepribadian pemimpin itu sendiri (Raras TS, 2008). Gaya kepemimpinan merupakan suatu pola interaksi antara seorang pemimpin dan pengikutnya. Pola interaksi tersebut merupakan 2 arah perilaku pemimpin terhadap bawahannya dan arah hubungan antara keduanya.
Pengertian kepemimpinan menurut para ahli :
1. Wahjosumidjo (2000: 25) kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas seseorang atau kelompok dalam usahanya untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu seseorang dengan cara mempengaruhi kepada orang lain secara individu atau kelompok.
2. Kartini Kartono (2001: 49) Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang lain atau bawahan dalam situasi tertentu agar mengikuti pendapatnya guna mencapai tujuan organisasi.
3. Sondang P Siagian (2000: 6) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah kekuatan pendorong yang menjadikan sumber daya dan alat tersedia bagi suatu organisasi.
Jenis-jenis gaya kepemimpinan menurut (Tambunan, 2015) adalah :
1. Kepemimpinan otokratis/otoriter Kepemimpinan (kepemimpinan otokratis) adalah kepemimpinan yang memusatkan kekuasaan dan mengutamakan kepuasan diri sendiri. Pemimpin mempunyai wewenang penuh dan tanggung jawab penuh. Pemimpin tipe ini tidak suka menerima kritik, saran, pendapat, dan keputusan dari orang-orang di dalam atau di luar organisasi.
2. Pemimpin militer, kepemimpinan ini terlihat pada memerintahkan pemindahan bawahan. Pemimpin tipe ini terlalu protektif terhadap kekuasaan dan kedudukannya, sehingga pemimpin ini selalu ingin dihormati dan dihormati oleh bawahannya, sehingga menimbulkan kekakuan dan kurangnya komunikasi dengan bawahan
3. Kepemimpinan paternalistik, Pemimpin ini beranggapan bahwa melalui peran kepemimpinannya, akan membawa harapan bagi pengikutnya, dengan harapan ia dapat menjadi “bapak” bagi para pengikutnya. Pemimpin ini biasanya merupakan orang yang dituakan, dan dihormati, diangkat berdasarkan golongan/kasta, dan/atau berdasarkan keturunan dari seorang pemimpin suku.
4. Kepemimpinan partisipatif (Participatice leadership) merupakan kepemimpinan yang mendesentralisasi wewenang. Ia akan terus melibatkan para anggotanya untuk bekerja bersama-sama dengan pemimpin tersebut.