BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Kinerja
Rivai (2014:309) menyatakan bahwa pengertian kinerja adalah: "Kinerja adalah prestasi kerja yang dihasilkan oleh tindakan nyata pegawai sesuai dengan peranannya dalam memenuhi tanggung jawabnya dalam perusahaan".
Wibowo (2017:7) menjelaskan pengertian kinerja adalah: "Melakukan pekerjaan untuk mencapai hasil kerja. Kinerja adalah tentang segala sesuatu pekerjaan yang dilakukan dan bagaimana pekerjaan itu dilakukan".
Menurut Edison (2017:188) mengatakan bahwa kinerja adalah suatu proses dan mengacu pada syarat atau kesepakatan yang telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu tertentu.
Dari ketiga pendapat mengenai pengertian kinerja di atas dapat diketahui bahwa kinerja mengacu pada prestasi kerja yang dicapai pegawai dalam menyelesaikan tugasnya dalam waktu yang ditentukan.
2.1.1 Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Menurut (Simanjuntak, 2015) faktor -- faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu kualitas dan kemampuan pegawai, sarana pendukung serta supra sarana.
1. Kualitas dan Kemampuan Pegawai, suatu proses kerja yang memiliki nilai secara efektivitas dan efisiensi serta kemampuan dan pemahaman karyawan dalam melakukan pekerjaan untuk mencapai meningkatkan kualitas kinerja yang baik.
2. Sarana Pendukung, adalah segala sesuatu alat yang digunakan untuk mencapai makna dan tujuan dalam mengerjakan suatu pekerjaan.
3. Supra Sarana, untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
Kinerja karyawan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Menurut Afandi (2021:86 -- 87), faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain: "Kemampuan, kepribadian dan minat kerja, kejelasan dan penerimaan pegawai, motivasi pegawai, kompetensi, fasilitas kerja, tingkat budaya, kepemimpinan, disiplin kerja".
2.1.2 Indikator Kinerja
Pencapaian kinerja karyawan dapat diukur dilihat dari indikator kinerja, menurut Robbins (2016:260) ada lima indikator untuk mengukur kinerja karyawan yaitu :
1. Kualitas Kerja
Kualitas pekerjaan diukur berdasarkan persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan dan sejauh mana tugas diselesaikan dengan keterampilan dan kemampuan karyawan.
2. Kuantitas
Kuantitas kerja dapat dilihat dari kecepatan kerja dan jumlah jam kerja karyawan dalam sehari.
3. Ketepatan Waktu
Ketepatan waktu mengacu pada kesepakatan yang telah ditentukan mengenai waktu untuk pelaksanaan suatu kegiatan.
4. Efektivitas
Merupakan ukuran pencapaian tujuan yang telah ditentukan atau pencapaian tingkat keberhasilan tertentu.
5. Kemandirian
Merupakan suatu kemampuan individu yang tidak bergantungan kepada orang lain dan mampu mengatur dirinya sendiri dalam hal apapun.
2.2 Pengertian Disiplin Kerja
Latainer dalam Sutrisno (2019:87) mendenifisikan yang dimaksud dengan disiplin kerja yaitu: "Menyesuaikan diri pada peraturan, keputusan dan norma -- norma dari pekerjaan dan tindakan dalam tubuh karyawan agar memiliki kekuatan yang berkembang."
Menurut Hasibuan (2019:193) menjelaskan bahwa disiplin kerja adalah: "Mematuhi seluruh peraturan perusahaan dan norma sosial yang berlaku dalam lingkup kesadaran dan keinginan pribadi.
Sedangkan menurut (Rivai, 2011) mengatakan disiplin kerja merupakan usaha untuk meningkatkan kesediaan dan kesadaran seseorang untuk memenuhi peraturan perusahaan dengan menggunakan komunikasi antara manajer dan karyawan.
Dari ketiga penjelasan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa disiplin kerja mengacu pada kesadaran dan kemauan seseorang untuk melaksanakan aturan, keputusan dan norma yang ditetapkan oleh perusahaan.
2.2.1 Pentingnya Disiplin Kerja
      Keberhasilan dapat dicapai dengan baik dan disesuaikan dengan tujuan, apabila kedisiplinan dari personel yang bersangkutan dapat ditegakkan. Dalam hal ini, sebagaimana disampaikan Afandi (2018:13), disiplin kerja sangat penting bagi organisasi, antara lain
- Mengatur kehidupan bersama dalam organisasi.
- Menumbuhkan dan mengembangkan kepribadian yang baik.
- Menegakkan kepatuhan terhadap peraturan organisasi.
- Bagi yang melanggar disiplin kerja akan dikenakan sanksi atau hukuman
2.2.2 Sanksi Disiplin Kerja
Menurut Hartatik yang mengutip dari Siswanto (2014:204) menjelaskan bahwa secara umum sanksi disiplin kerja terdapat tiga tingkatan sanksi yaitu:
1. Sanksi disiplin kerja
- Penurunan jabatan ke posisi atau pekerjaan di bawah yang ditugaskan sebelumnya.
- Diberhentikan dari jabatan dan pekerjaan, serta menjadi karyawan biasa pada pekerjaan tersebut.
- Memutuskan hubungan kerja dengan hormat atas permintaan karyawan.
- Memutuskan hubungan kerja secara tidak hormat terhadap pegawai suatu organisasi atau perusahaan.
2. Sanksi disiplin sedang
- Menunda kompensasi yang telah dirancang sebelumnya, hal ini seperti karyawan lainnya.
- Pengurangan gaji sebesar satu kali gaji biasa, baik harian, mingguan, atau bulanan.
- Penundaan rencana promosi bagi karyawan yang bersangkutan pada posisi yang lebih tinggi.
3. Sanksi disiplin ringan
- Teguran lisan kepada pegawai yang bersangkutan.
- Teguran tertulis.
- Pernyataan menyesal secara tertulis.
2.2.3 Fungsi Disiplin Kerja
      Menurut Sofyan Tsauri yang mengutip dari Tulus Tu'u (2013:135) yang mengemukakan bahwa fungsi disiplin kerja terdiri dari lima fungsi yaitu :
1. Menata Kehidupan Bersama
Disiplin mengatur kehidupan bersama dalam suatu kelompok atau masyarakat. Dengan cara ini, hubungan antar individu dengan orang lain akan berjalan lancar.
2. Membangun Kepribadian
Disiplin dapat membentuk karakter pegawai, dan lingkungan yang disiplin tinggi mempunyai pengaruh yang besar terhadap karakter seseorang. Lingkungan organisasi yang tenang, tertib, tenteram dan sejahtera memegang peranan yang sangat penting dalam berkembangnya kepribadian yang baik.
3. Melatih Kepribadian
Melatih kepribadian dalam disiplin merupakan sarana untuk melatih kepribadian karyawan agar menunjukkan kinerja yang baik. Salah satu bentuk melatih kepribadian dilakukan melalui latihan. Pelatihan dilaksanakan secara bersama-sama antara pegawai, pimpinan dan seluruh orang dalam organisasi untuk mengembangkan sikap, perilaku dan gaya hidup yang baik dan disiplin.
4. Hukuman
Pentingnya tindakan disipliner disertai dengan ancaman sanksi atau hukuman karena dapat memberikan dorongan bagi ketaatan dan kepatuhan tanpa adanya ancaman hukuman, yang mana dorongan untuk taat dan patuh dapat melemah serta motivasi untuk mematuhi aturan yang berlaku menjadi berkurang.
5. Menciptakan Lingkungan Kondusif
Peranan disiplin kerja adalah membentuk sikap, perilaku dan tatanan kehidupan. Seseorang tunduk pada batasan disiplin di lingkungannya termasuk lingkungan kerja, sehingga tercipta suasana tertib dan teratur dalam pelaksanaan kerja.
2.2.4 Jenis - Jenis Disiplin Kerja
      Menurut Veitzal Rivai (2005:444) mengutip bahwa jenis-jenis disiplin kerja terdiri dari empat diantaranya :
1. Disiplin retributif adalah hukuman terhadap orang yang bersalah.
2. Disiplin korektif yaitu membantu pegawai dalam memperbaiki perilaku atau tingkah laku yang tidak pantas.
3. Pendapat pribadi adalah hak untuk melindungi alasan pribadi selama proses disipliner.
4. Perspektif utilitarian adalah pada penggunaan disiplin dan hanya berfokus pada konsekuensi dari perilaku disiplin daripada dampak negatifnya
2.2.5 Indikator - Indikator Disiplin Kerja
1. Tujuan dan Kemampuan
Pemahaman akan tujuan dan kemampuan peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi sangat mempengaruhi tingkat kedisiplinan pegawai.
2. Keteladanan Pimpinan
Pemimpin harus memimpin dengan memberi contoh dan memberikan contoh kepada karyawannya. Jika seorang pemimpin tidak bisa menjadi teladan yang baik, maka setiap aturan dan kebijakan yang ditetapkannya tidak akan bisa dilaksanakan secara maksimal oleh karyawannya.
3. Keadilan
Aturan yang ditetapkan perusahaan harus berlaku bagi seluruh karyawan. Siapa pun yang melanggar peraturan akan dihukum sesuai dengan peraturan terkait.
4. Pengawasan Melekat
Pengawasan melekat (waskat) dilakukan oleh atasan yang mengawasi kerja bawahannya. Hal ini memerlukan kerjasama yang aktif antara atasan dan bawahan untuk bersama-sama mencapai tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.
5. Sanksi Hukuman
Sanksi kedisiplinan dilakukan untuk mengarahkan dan memperbaiki perilaku karyawan, bukan menyakiti. Tindakan ini hanya diberikan kepada karyawan yang tidak menjalani atau menentang peraturan yang telah dibuat oleh perusahaan.
6. Ketegasan
Pemimpin harus tegas dalam memberikan sanksi terhadap perbaikan prestasi kerja agar karyawan dapat konsisten mengikuti aturan kerja.
7. Hubungan Kemanusiaan
Disiplin membantu mendidik karyawan untuk menaati dan mengikuti peraturan, prosedur, dan kebijakan yang ada sehingga dapat bekerja dengan baik.
2.2.6 Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Disiplin Kerja
      Menurut Sofyan Tsauri yang mengutip dari Gouzali Syadan (2013:137) menjelaskan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi disiplin kerja, faktor -- faktor tersebut antara lain :
1. Besar kecilnya kompensasi.
Besar kecilnya kompensasi mempengaruhi kepatuhan terhadap disiplin, dan jika karyawan menerima kompensasi yang sepadan dengan kontribusinya kepada perusahaan, maka dijamin akan mematuhi seluruh peraturan yang berlaku.
2. Ada tidaknya pengawasan pimpinan.
Setiap aktivitas yang dilakukan perusahaan memerlukan pengawasan untuk membimbing karyawan agar dapat melakukan pekerjaannya dengan benar sesuai dengan apa yang telah ditentukan.
3. Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan.
Teladan seorang pemimpin sangat berpengaruh dalam lingkungan perusahaan, dan seluruh karyawan senantiasa sadar bagaimana mengendalikan ucapan, sikap, dan tindakannya agar tidak melanggar aturan disiplin yang telah ditetapkan.
4. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan.
Pelatihan disiplin tidak mungkin terlaksana, jika aturan dibuat hanya berdasarkan instruksi lisan, yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi dan keadaan.
5. Keberatan pimpinan dalam mengambil tindakan.
Jika seorang karyawan melanggar disiplin, pimpinan tidak boleh keberatan untuk mengambil tindakan yang tepat berdasarkan beratnya pelanggaran tersebut. Seluruh karyawan akan dilindungi dan berkomitmen untuk mengambil tindakan terhadap mereka yang melanggar disiplin, sesuai dengan sanksi yang ada dan jangan melakukan kesalahan apa pun.
6. Tidak adanya perhatian seorang karyawan.
Karyawan tidak hanya puas dengan pekerjaan bergaji tinggi dan menantang, namun juga memerlukan perhatian yang tinggi terhadap karyawan dalam pembentukan disiplin yang baik.
7. Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin, diantaranya :
- Saling memperlakukan dengan hormat ketika bertemu di lingkungan kerja.
- Memberikan pujian sesuai tempat dan waktunya, sehingga pegawai merasa bangga atas pujian tersebut.
- Libatkan karyawan secara rutin dalam rapat.
- Bila hendak meninggalkan tempat kerja, informasikan kepada rekan kerja, lokasi dan tujuannya kemana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H