Mohon tunggu...
Nindy Prisma
Nindy Prisma Mohon Tunggu... Buruh - buruh di balik kubikel dan penikmat pertandingan olahraga

...Real Eyes Realize Real Lies...

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Artikel Utama

Waktu Hujan Turun (3)

3 Mei 2015   16:15 Diperbarui: 10 September 2015   10:54 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1430644375501096292

“Tapi Bu, saya...”

“Saya apa? Kamu tidak membawa seragam ganti? Apa di lokermu tidak ada seragam olahraga?” Rhaya mengangguk pelan.

“Kalau begitu kau boleh belajar sendiri untuk hari ini Rhaya.” Rhaya mengangkat kepalanya menghadap sosok guru wanita itu. Wajahnya makin memelas, pengusiran secara halus.

“Tapi Bu, hari ini ada kuis, ijinkan saya untuk..”

“Tidak ada pengecualian, kau tahu aturanku. Jadi silahkan keluar.”

Guru itu membalikkan tubuhnya kembali menuju meja disaat Rhaya melangkah gontai keluar kelas diiring tatapan kasihan dari teman-temannya.

Ada sepasang mata dari salah satu sudut sekolah yang menatap Rhaya. Seorang pria muda dengan seragam sekolah yang sama.

Jam istirahat tiba, semua siswa keluar dari kelas mereka masing-masing tapi tidak dengan Rhaya.

“Rhaya ini kau bisa pakai seragamku dulu.” ucap Indah, mengarahkan seragam yang baru saja diambilnya dari loker kepada Rhaya.

“Pakailah, kau bisa kedinginan jika terus memakai seragam basah itu. Lagipula kau ini kenapa bisa basah seperti itu?”

“Ada pemuda  gila mengendarai motor seenaknya, membuat genangan air didepan toko diujung jalan itu mengenaiku.” jawabnya dengan nada kesal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun