“Tapi Bu, saya...”
“Saya apa? Kamu tidak membawa seragam ganti? Apa di lokermu tidak ada seragam olahraga?” Rhaya mengangguk pelan.
“Kalau begitu kau boleh belajar sendiri untuk hari ini Rhaya.” Rhaya mengangkat kepalanya menghadap sosok guru wanita itu. Wajahnya makin memelas, pengusiran secara halus.
“Tapi Bu, hari ini ada kuis, ijinkan saya untuk..”
“Tidak ada pengecualian, kau tahu aturanku. Jadi silahkan keluar.”
Guru itu membalikkan tubuhnya kembali menuju meja disaat Rhaya melangkah gontai keluar kelas diiring tatapan kasihan dari teman-temannya.
Ada sepasang mata dari salah satu sudut sekolah yang menatap Rhaya. Seorang pria muda dengan seragam sekolah yang sama.
Jam istirahat tiba, semua siswa keluar dari kelas mereka masing-masing tapi tidak dengan Rhaya.
“Rhaya ini kau bisa pakai seragamku dulu.” ucap Indah, mengarahkan seragam yang baru saja diambilnya dari loker kepada Rhaya.
“Pakailah, kau bisa kedinginan jika terus memakai seragam basah itu. Lagipula kau ini kenapa bisa basah seperti itu?”
“Ada pemuda gila mengendarai motor seenaknya, membuat genangan air didepan toko diujung jalan itu mengenaiku.” jawabnya dengan nada kesal.