Mohon tunggu...
Budi Hartono
Budi Hartono Mohon Tunggu... Konsultan - Ini profilku...tidak banyak, tetapi cukup.

Biarkan mengalir seperti biasa...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Seorang Ayah

29 Agustus 2024   10:54 Diperbarui: 29 Agustus 2024   11:01 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Cinta Seorang Ayah: Kisah Anto dan Kedua Putrinya

Perpisahan yang Menyakitkan

Anto duduk di ruang tamu kontrakannya, matanya memandang kosong ke arah jendela. Cahaya matahari sore yang masuk lewat jendela tidak mampu mengusir kegelapan yang menyelimuti hatinya. Bayangan perpisahan dengan Tuti terus menghantui pikirannya. Meski perpisahan ini adalah keputusan bersama, rasa sakitnya masih teramat nyata.

Tuti: "Kita harus berpikir tentang masa depan anak-anak, Anto. Mereka butuh stabilitas," kata Tuti dengan suara serak, mengingat percakapan terakhir mereka.

Anto: "Aku tahu, Tuti. Tapi aku tidak bisa bayangkan hidup jauh dari mereka," jawab Anto dengan suara yang bergetar.

Awal yang Baru

Hari pertama Anto di kontrakannya yang baru. Segala sesuatunya terasa asing dan sepi. Tidak ada lagi suara tawa kedua putrinya yang biasanya menyambutnya saat pulang kerja. Hanya ada kesunyian yang membuatnya merasa hampa.

Anto (berbicara sendiri): "Apakah ini harga yang harus aku bayar? Kehilangan keluarga hanya untuk mendapatkan ketenangan?"

Pertemuan Pertama Setelah Perpisahan

Anto bertemu dengan putri-putrinya, Nia dan Lia, untuk pertama kalinya setelah perpisahan. Mereka bertemu di taman, tempat yang sering mereka kunjungi dulu.

Nia: "Ayah, kenapa kita tidak tinggal bersama lagi?" tanya Nia dengan mata besar yang penuh pertanyaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun